SAMARINDA: Dalam kunjungannya pada Pameran dan Ekshibisi Hari Kearsipan Nasional (HKN) Ke-53, Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Imam Gunarto mengungkapkan kekurangan serius tenaga arsiparis di Indonesia.
“Kita sebetulnya secara nasional butuh 100 ribu arsiparis, saat ini baru hampir 12 ribu atau 12 persen. Sangat jauh kan selisihnya,” ujar Imam Gunarto, di Hotel Mercure Samarinda Kalimantan Timur, Selasa (28/5/2024).
Kurangnya minat masyarakat untuk mengisi posisi arsiparis menjadi salah satu penyebab utama defisit ini.
Imam Gunarto menjelaskan bahwa persyaratan yang ketat menjadi penghalang utama.
Posisi arsiparis yang ditawarkan dalam skema Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) seringkali hanya diminati oleh segelintir orang.
“Memang persyaratannya agak ketat. Karena yang dipelihara itu arsip negara. Kalau orang yang sembarangan susah mengelola arsip negara itu,” tambahnya.
Tanggung jawab besar sebagai tenaga arsiparis, yang melibatkan pengelolaan arsip-arsip penting negara, juga menuntut kemampuan khusus.
Imam Gunarto menekankan bahwa mereka tidak hanya memerlukan keahlian teknis, tetapi juga dedikasi tinggi dalam menjaga integritas dan keamanan arsip nasional.
ANRI kini berupaya keras untuk menutup kekurangan ini dengan meminta bantuan pemerintah untuk kembali memasukkan posisi arsiparis dalam skema PPPK yang akan datang.
“Kami berharap pemerintah dapat mendukung upaya ini agar kita bisa mencapai jumlah tenaga arsiparis yang kita butuhkan,” tutup Imam Gunarto.
Dengan ketimpangan yang besar antara kebutuhan dan ketersediaan tenaga arsiparis, tantangan bagi ANRI adalah meningkatkan kesadaran dan minat masyarakat terhadap profesi ini, sambil tetap menjaga standar tinggi yang diperlukan untuk mengelola arsip negara.(*)