Demak – Sekelompok nelayan yang tergabung dalam Paguyuban Nelayan Morodemak (PNM) di Desa Morodemak Kecamatan Bonang Kabupaten Demak Jawa Tengah mengaku kesulitan mendapatkan kayu berkualitas. Kapal maupun perahu nelayan dibuat dari kayu dengan kualitas medium. Bahkan jika terpaksa dibuat dari kayu yang tidak layak.
Komponen kayu pada kapal kayu terutama di bagian lambungnya sangatlah penting karena menyangkut keselamatan dan lamanya waktu pakai kapal. Penggunaan kayu yang kuat seperti kayu ulin dan jati dapat memperpanjang umur kapal bertahan hingga 10 tahun.
“Namun akhir-akhir ini umur kapal tidak sampai 10 tahun. Karena penggunaan kayu medium dan tidak layak,” ungkap Ketua PNM Muslick ditemui Narasi.co.
Berbagai cara telah dicoba nelayan untuk mengatasi agar kapal punya jarak waktu pakai yang panjang. Mulai dari melapisi dengan semen yang dicampur dengan molase atau tetes tebu dan lem putih.
“Kami juga sampai melapisi dengan resin fiberglass yang akhir ini tidak bisa diandalkan karena bahan tersebut mudah retak bila terkena benturan. Kerekatannya juga kurang kuat ke kayu dan akibatnya air laut dapat masuk ke sela-sela, yang akhirnya malah mempercepat pelapukan kayu,” ujarnya.
Setelah berbagai percobaan dan memanfaatkan bahan yang sudah umum dipakai. Akhirnya kelompok nelayan di Morodemak ini menggunakan kombinasi kawat baja atau ram dengan dempul epofill sebagai perekatnya. Nelayan biasanya menggunakan dempul epofill ini sebatas sebagai pelapis dasar saja. Seperti kelompok nelayan di daerah lain di Lamongan, Tegal, Sulawesi , Bangka Belitung dan lain-lain.
“Dengan metode ini tidak hanya memperkuat umur kapal kayu. Namun, jika anda ingin punya kapal sekuat baja tapi seringan kayu cobalah menggunakan metode ini,” katanya.
Muslick mengatakan, penggunaan kawat baja ram ini sebagai tulangan dempul, sehingga kayu kapal di samping terlindungi dari kontak air juga memperkuat kayu.