TENGERANG: Semangat kesetaraan harus menjadi landasan dalam membangun akses ekonomi bagi masyarakat disabilitas.
Setiap orang memiliki hak yang sama untuk mengembangkan bakat dan kehidupannya, termasuk para penyandang disabilitas.
Hal itu disampaikan Menteri Koperasi (Menkop) Ferry Juliantono dalam acara Inklusiland bertema “Everyone Shine, Everyone Matters” yang digelar Yayasan Inklusi Pelita Harapan, Minggu, 7 Desember 2025.
Acara ini menjadi ruang interaksi dan kreativitas bagi masyarakat penyandang disabilitas.
Dalam sambutannya, Menkop Ferry menegaskan pentingnya koperasi sebagai sarana pemberdayaan ekonomi bagi penyandang disabilitas.
Menurutnya, koperasi dapat membantu mengorganisir usaha komunitas agar lebih mandiri dan berdaya saing.
Ia menambahkan, setiap manusia pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan yang sama.
Kesadaran itulah yang seharusnya mendorong semua pihak untuk saling membantu.
“Semoga ajang ini memberi akses bagi masyarakat disabilitas dalam mengembangkan bakat dan kehidupannya,” ujarnya.
Menkop Ferry juga mencontohkan kiprah koperasi penyandang tunanetra yang memproduksi Alquran braille dan menyumbangkannya ke masjid-masjid.
Menurutnya, inisiatif berbasis komunitas seperti ini bisa menjadi model pengembangan koperasi bagi komunitas disabilitas.
“Beberapa waktu lalu kami didatangi koperasi penyandang tunanetra. Mereka memproduksi Alquran braille dan menyumbangkannya ke masjid. Saya berpendapat, basis komunitas seperti ini sangat cocok apabila memiliki koperasi sehingga bisa bersinergi dengan banyak pihak,” jelasnya.
Ia menekankan bahwa koperasi berbasis komunitas dapat menjadi motor penggerak ekonomi inklusif.
Dengan dukungan kementerian terkait, produk-produk yang dihasilkan komunitas disabilitas dapat dikembangkan lebih luas.
“Apa yang dilakukan koperasi tunanetra itu bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua. Basis komunitas dari Yayasan Cahaya dapat didorong untuk memiliki koperasi agar produk yang dihasilkan teman-teman disabilitas bisa berkembang,” kata Menkop Ferry.
Lebih jauh, ia menilai acara Inklusiland bukan hanya wadah hiburan, tetapi juga momentum penting untuk membangun jejaring ekonomi inklusif.
Ia berharap ke depan Yayasan Inklusi Pelita Harapan dapat membentuk badan usaha koperasi untuk mewadahi seluruh kegiatan ekonomi dan kreativitas anggotanya, yang mayoritas merupakan penyandang disabilitas.
“Dengan koperasi, penyandang disabilitas bisa lebih mandiri dan berdaya saing,” tutupnya.
Turut hadir sejumlah tokoh, antara lain Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen Reda Manthovani, Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman, Gubernur Banten Andra Soni, Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda, Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni Raffi Ahmad, serta Ketua Harian Yayasan Inklusi Pelita Harapan, Cahaya Manthovani.

