KUALA LUMPUR: Perjalanan Media Sukri Indonesia (MSI) Group di Malaysia berlanjut pada hari kedua, Senin, 8 September 2025 dengan kunjungan ke Batu Caves, destinasi wisata religi yang terkenal dengan patung emas Dewa Murugan dan deretan tangga warna-warni.

Sejak pagi, rombongan bergerak dari hotel menuju KL Sentral, lalu melanjutkan perjalanan dengan kereta menuju Stasiun KTM Batu Caves.
Setibanya di lokasi, panorama patung Murugan setinggi 42,7 meter langsung menyedot perhatian rombongan.
Sebelum memulai pendakian, rombongan MSI Group sempat disambut pemandangan ribuan burung Merpati yang beterbangan di pelataran Batu Caves.
Suasana itu membuat area semakin semarak, menjadi latar favorit wisatawan untuk berfoto.
Di pintu masuk, pengunjung yang mengenakan rok atau celana pendek diwajibkan melapisi dengan kain khusus yang disediakan pengelola sebagai bentuk penghormatan.
Rombongan pun memperhatikan aturan itu dengan tertib.
Untuk mencapai gua kapur utama, setiap pengunjung harus melewati 272 anak tangga yang ikonik.
Rombongan MSI Group menjadikan momen itu sebagai pengalaman penuh kesan.
Aminah, Wartawan insitekaltim.com menuturkan bahwa pendakian tersebut menjadi ujian kecil yang justru melahirkan rasa kagum.
“Tangga ini terlihat panjang sekali dari bawah, sempat membuat saya ragu. Tapi saat melangkah, ternyata setiap anak tangga membawa rasa penasaran baru. Seperti ada cerita yang menunggu di atas sana,” kata Aminah.
Ia mengaku, semakin tinggi posisi yang dicapai, semakin terasa keindahan panorama sekeliling.
“Begitu sampai di atas, saya merasa puas sekali. Capeknya hilang, berganti dengan rasa syukur bisa menyaksikan keindahan ini secara langsung,” tambahnya.
Selama berada di kawasan, rombongan MSI Group tak melewatkan kesempatan untuk berswafoto di setiap ikon Batu Caves.
Mulai dari tangga warna-warni, patung Murugan, hingga sudut-sudut gua yang dipenuhi ukiran dewa.
Foto-foto itu menjadi kenangan tersendiri yang merekam momen kebersamaan rombongan.
Kawasan Batu Caves bukan hanya populer di kalangan wisatawan, tapi juga menjadi pusat ibadah umat Hindu sejak akhir abad ke-19.
Di dalam gua utama, terdapat patung-patung dewa serta kios yang menjual beragam cenderamata khas.
Aminah mengaku terkesan dengan suasana sakral yang menyelimuti gua.
“Begitu masuk ke dalam, rasanya seperti berada di dunia lain, sangat berbeda dengan keramaian di luar,” ujarnya.
Selain itu, monyet-monyet yang berkeliaran menambah warna perjalanan. Wisatawan kerap dibuat waspada karena hewan itu sering mendekati pengunjung.
Batu Caves pertama kali diperkenalkan sebagai pusat religi oleh K. Thamboosamy Pillay, seorang tokoh masyarakat India di Kuala Lumpur, pada abad ke-19.
Kini, tempat ini dikenal sebagai pusat perayaan Thaipusam, yang menarik jutaan peziarah setiap tahun.
Patung Dewa Murugan diresmikan pada 2006 setelah melalui pembangunan dengan material baja, beton, dan dilapisi cat emas.
Biaya pembangunan mencapai 2,5 juta ringgit Malaysia. Kini, patung itu menjadi ikon pariwisata dunia yang tak pernah sepi dari kunjungan.
Bagi rombongan MSI Group, kunjungan ke Batu Caves bukan hanya soal wisata, melainkan juga tentang kebersamaan.
Setiap tawa, jeda untuk beristirahat, hingga rasa lega saat mencapai puncak menjadi bagian dari cerita bersama.
“Kami sama-sama saling menyemangati. Ada yang hampir menyerah, tapi akhirnya bisa sampai juga. Rasanya benar-benar seperti perjalanan hidup: ada lelah, ada rintangan, tapi ujungnya selalu indah,” tutur Aminah.
Menjelang siang, rombongan turun kembali dari gua utama.
Perjalanan berlanjut ke Masjid Jamek dan Dataran Merdeka, dua ikon penting di pusat Kuala Lumpur.