
KUKAR : Di tengah geliat pembangunan infrastruktur desa, Pemerintah Desa Loa Ulung, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menaruh perhatian besar terhadap pengembangan sumber daya manusia (SDM).
Bagi mereka, pembangunan bukan hanya soal jalan mulus atau lampu terang. Tapi, juga tentang manusia-manusia yang kuat secara kapasitas dan keterampilan.
“Kami percaya bahwa pembangunan SDM adalah investasi jangka panjang. Maka dari itu, kami anggarkan untuk pelatihan-pelatihan yang bisa langsung membuka akses kerja,” ujar Kepala Desa Loa Ulung Hermi Kuaria kepada awak media, Jumat, 11 April 2025.
Salah satu bentuk konkret perhatian itu adalah pelatihan satuan pengamanan (Satpam). Menurut Hermi, pelatihan ini difokuskan kepada keluarga kurang mampu yang ingin bersekolah namun terbentur biaya.
“Khusus untuk keluarga yang kurang mampu, ingin bersekolah tetapi tidak ada biaya, jadi kami beri dia skill melalui pelatihan security supaya bisa bekerja di perusahaan atau di dinas-dinas,” tuturnya.
Pelatihan yang dilakukan bekerja sama dengan Polres Kukar ini sudah berjalan pada tahap pertama. Sebanyak 10 peserta dilibatkan. Mereka dipilih mewakili 10 rukun tetangga (RT) yang ada di desa tersebut, satu RT satu orang.
“Dari 10 orang yang mengikuti pelatihan ini dan sudah memiliki sertifikat, sekarang sudah ada tujuh orang yang bekerja. Ada yang jadi security di pasar, rumah sakit, dan perusahaan,” kata Hermi.
Data peserta pelatihan, kata dia, merujuk pada Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Ini menjadi acuan agar program benar-benar menyasar kelompok rentan yang membutuhkan.
Tak hanya berhenti di pelatihan keamanan, Pemerintah Desa Loa Ulung juga mulai melirik sektor lain untuk dijadikan sarana peningkatan kapasitas pemuda. Tahun ini, mereka mengalokasikan anggaran untuk pelatihan olahraga sepak takraw.
“Tahun ini kami sudah anggarkan untuk pelatihan sepak takraw, agar ada ruang ekspresi dan pengembangan potensi dari sisi olahraga,” ujar Hermi.
Menurutnya, program pelatihan ini menjadi bagian dari strategi pembangunan berkelanjutan yang berfokus pada pemberdayaan warga.
Pembangunan, kata Hermi, tidak boleh hanya berorientasi pada hasil fisik semata, tetapi juga harus menyentuh aspek kesejahteraan jangka panjang masyarakat.
Hermi juga menyebut bahwa pemerintah desa akan terus menggali potensi pelatihan lain yang bisa menyesuaikan dengan kebutuhan pasar tenaga kerja dan minat warga. (Adv)