
BONTANG : Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang Kalimantan Timur (Kaltim) sedang merencanakan pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Anti-Bullying untuk menanggulangi maraknya kasus perkelahian remaja di luar jam sekolah.
Langkah ini diambil menyusul meningkatnya kekerasan di kalangan pelajar yang mempengaruhi keamanan dan ketertiban di masyarakat.
Anggota DPRD Kota Bontang Suharno menyambut baik inisiatif ini, namun ia menekankan pentingnya keterlibatan berbagai pihak dalam upaya tersebut.
“Saya setuju, tapi harus melibatkan semua pihak, bukan hanya pemerintah, Orangtua harus punya peran lebih besar,” ujar Suharno, Kamis (17/10/2024).
Politikus PKS itu juga menyoroti pentingnya pendidikan parenting. Ia mengusulkan agar pemerintah, melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud), menyediakan pelatihan parenting di setiap sekolah dengan mendatangkan pakar untuk membantu orangtua memahami lebih dalam permasalahan remaja.
“Ilmu parenting ini saya pikir harus diadakan di setiap sekolah. Ini penting agar orangtua lebih siap menghadapi tantangan mendidik remaja di era sekarang,” ujarnya.
Suharno menilai masalah bullying sangat kompleks dan tidak bisa diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah. Ia menyerukan agar lembaga-lembaga keagamaan juga turut berperan dalam memberikan pendidikan moral kepada generasi muda.
Sementara itu, Disdikbud Kota Bontang menyatakan bahwa Satgas Anti-Bullying sudah dibentuk di sekolah-sekolah tingkat PAUD, TK, SD, dan SMP yang menjadi kewenangan kota.
Namun, untuk tingkat SMA/SMK yang di bawah kewenangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, Disdikbud Kota Bontang akan berkoordinasi lebih lanjut dengan UPT Disdikbud Provinsi Kaltim.
Meskipun demikian, Suharno kembali menekankan bahwa kebijakan ini hanya akan berjalan efektif jika ada partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat.
“Semua pihak harus berperan, baik pemerintah, sekolah, orangtua, maupun lembaga keagamaan. Kita harus bergerak bersama-sama,” tutupnya.(*)
