SAMARINDA: Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Muhammad Faisal menyebut Kalimantan Timur (Kaltim) beruntung dengan hadirnya Ibu Kota Nusantara (IKN) dimana 1-2 tahun terakhir kurang lebih terbangun 50 tower oleh pemerintah pusat.
“Kita beruntung dengan adanya IKN, setidaknya di jalur IKN seperti PPU, Paser, sebagian Kukar dan Kubar itu tercover,” kata Faisal.

Hal itu ia katakan pada kegiatan Jumpa Pers Penyampaian Survey Pentrasi Internet 2024 di Provinsi Kaltim yang dilaksanakan di Ruang Wiek Diskominfo Kaltim, Samarinda, Rabu (3/4/2024).
“Ini berkah IKN, kalo tidak bisa lebih lama lagi. Sehingga kami provinsi fokus membantu ke wilayah utara. Jadi Kutim, Berau dan Mahulu kita coba bantu dengan kebijakan gubernur,” ucapnya.
Ia menjelaskan, berdasarkan data terakhir yang ia terima yakni di tahun 2023, masih ada sekitar 30 persen titik blankspot di Benua Etam.
“Blank spot itu berarti yang seluler. Kalau internet kabel fiber optic, data terakhir masih 28 persen lagi yang belum terjangkau,” ungkapnya.
Ia menyampaikan hambatan belum terpenuhinya jaringan tersebut sebab Kaltim secara geografis luas sehingga tidak mudah untuk tarik kabel yang lebih stabil dan lebih murah.
“2 tahun ini Pak Isran (Gubernur Kaltim periode 2018-2023) sudah beri perintah walaupun kewenangan tidak dari kami, jadi kami bantu di desa. 2021 ada 35 desa kita buka akses via fiber optic, kemudian kemarin ada 55 desa dan tahun ini rencananya sekitar 40 desa,” paparnya.
Sekjen APJII Pusat Zulfadly Syam mengungkapkan, penetrasi internet di Kaltim sudah sangat baik yakni sebesar 80,63 persen. Angka tersebut bahkan melebihi nasional yakni 79,5 persen.
“Tinggal kita meningkatkan literasi digital dan keamanan siber supaya masyarakat di Kaltim lebih aware terhadap kerentanan yang terjadi di dunia siber,” tuturnya.
Melalui literasi digital itu juga, ia berharap masyarakat terhindar dari hoaks dan jangan sampai terpecah belah karena berita yang tidak jelas kevalidannya.
“Jangan kita habiskan waktu darimana sumbernya (berita hoaks), tapi lebih baik kita menghabiskan waktu untuk meliterasi masyarakat supaya dia lebih melek lagi terhadap hoaks,” pungkasnya.(*)
