SAMARINDA: Ketua Lembaga Budaya Adat Kutai (LBAK) Kalimantan Timur (Kaltim) M. Sa’bani meluncurkan upaya untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya Kutai.
Salah satu langkah signifikan yang telah diambil adalah penggunaan Bahasa Kutai di Bandara Balikpapan dan Bandara Samarinda.
“Kita sudah menggunakan Bahasa Kutai di Bandara Balikpapan dan Bandar Udara Samarinda, Announcementnya sudah berbahasa Kutai dan sekarang sekolah sudah di masukan muatan lokal Bahasa Kutai,” ungkap Sa’bani.
Dia mengatakan itu saat ditemui usai acara pengukuhan pengurus LBAK Kaltim, di Gedung Olah Bebaya, Kamis (28/9/2023).
Langkah ini adalah bagian dari upaya lebih luas LBAK untuk mempromosikan beragam aspek budaya Kutai, tidak hanya terbatas pada festival Erau, tetapi juga mencakup seni, adat istiadat, dan pernikahan dengan baju tradisional yang beragam.
“Banyak kesenian dan adat-adat dan memang dilaksanakan dalam acara pernikahan. Bahkan baju juga beda-beda, untuk pernikahan yang mana, untuk acara seperti ini gimana,” tutur Sa’bani.
LBAK juga telah membentuk tim pakar dan tim pengembangan budaya yang bertugas untuk mengkaji dan mengembangkan motif-motif khas Kutai yang dapat menjadi ciri khas budaya ini.
Tujuannya adalah menciptakan suatu model atau motif budaya Kutai yang dapat dikenali secara luas dan diapresiasi oleh masyarakat luas.
“Kita akan mengupayakan ke-khasan motif Kutai yang akan kita terus pelajari. Kedepannya kita berharap akan mendapatkan suatu model atau motif yang akan disepakati bahwa ini budaya Kutai,” pungkas Sa’bani.
Langkah-langkah ini menandai komitmen LBAK Kalimantan Timur dalam melestarikan dan memperkenalkan kekayaan budaya Kutai kepada dunia, serta memastikan bahwa Bahasa Kutai dan berbagai aspek budaya Kutai tetap hidup dan berkembang. (*)