JAKARTA: Perkembangan nilai tukar rupiah, hingga akhir bulan, Jumat 23 Desember 2022, tetap stabil, yang mana pada 22 Desember 2022 ditutup pada level (bid) Rp15.580,- per dolar AS. Begitu juga Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,89 persen, dari 6,90 persen sedangkan DXY melemah ke level 104,43, Yield UST (US Treasury) Noye 10 tahun naik ke level 3,679 persen. Edaran resmi dari Bank Indonesia, Departemen Komunikasi, Direktur Eksekutif Erwin Haryono yang diterima narasi.co,Minggu(25/12/2022) menjelaskan, perkembangan inflasi berdasarkan survei pemantauan harga pada minggu ke IV Desember 2022.
Berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah secara periodik yang terdiri atas indikator nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut, survei pemantauan harga pada minggu ke IV Desember 2022, perkembangan harga, diperkirakan terjadi inflasi sebesar 0,48 persen (mtm).
Dijelaskan, komoditas utama penyumbang inflasi Desember 2022 hingga minggu keempat masing-masing telur ayam ras 008 persen (mtm). beras dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,03 persen (mtm). Kemudian minyak goreng, rokok kretek filter dan tarif air minum PAM masing-masing sebesar 0,02 persen (mtm) serta kangkung, bayam, bensin dan angkutan udara masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).
Lebih lanjut, kata Erwin, sejumlah komoditas penyumbang inflasi pada periode ini yaitu cabai merah dan bawang merah mssing-masing sebesar 0,01 persen (mtm) .
Sedangkan aliran modal asing yang masuk menurut Erwin, hingga minggu ke IV Desember 2022 masing-masing premi CDS Indonesia 5 tahun, turun ke 98,75 bps per 22 Desember 2022, dari 99,73 bps per 16 Desember 2022. Data transaksi 19-22 Desember 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp0,04 triliun, terdiri dari beli neto Rp1,45 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp1,48 triliun di pasar saham .
Begitu juga data statemen hingga 22 Desember 2022. Selama 2022, nonresiden jual neto Rp.128,66 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp73,52 triliun di pasar saham

 
		 
