JAKARTA: Penguatan daya beli masyarakat dan belanja pemerintah, seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin positif. Jadi pendorong, peningkatan kredit sektor konsumer yang memberi efek pengganda ke sektor produktif.
Hal tersebut menurut Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI, Royke Tumilaar, semakin optimis dengan target pertumbuhan kredit tahun ini.
“Memasuki semester kedua, kami optimis kredit akan terus tumbuh sesuai dengan target pertumbuhan kredit Perseroan sebesar 7 persen hingga 9 persen pada akhir tahun 2023” kata Royke, Rabu (20/9/2023) di Jakarta.
Dengan pertumbuhan ekonomi yang baik ini, lanjutnya, prospek makro pada paruh kedua tahun ini lebih positif, terutama dari sisi fiskal, dengan potensi peningkatan belanja masyarakat dan pemerintah.
Bicara tentang kredit, Royke mengatakan, portofolio kredit konsolidasi BNI pada Agustus 2023 tercatat lebih dari Rp658 triliun, mengalami pertumbuhan sebesar 8,8 persen secara tahunan (YoY).
Selain itu, Royke juga memaparkan, bahwa kinerja fungsi intermediasi yang sehat hingga Agustus 2023, telah membawa BNI mampu mencatatkan pre-provision operating profit atau PPOP lebih dari Rp23,2 triliun.
Sehingga laba bersih perseroan saat ini, telah mencapai Rp13,71 triliun, tumbuh sebesar 14,9 persen YoY.
Peningkatan kinerja kredit, diikuti oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK), yang mencapai lebih dari Rp728 triliun, dengan pertumbuhan sebesar 7,3 persen YoY.
Sementara Direktur Finance Novita Widya Anggraini mengatakan, BNI memiliki pipeline yang kuat di segmen wholesale hingga akhir tahun.
Yaitu perusahaan blue chip dari beberapa sektor ekonomi, yang prospektif dan resilient, termasuk yang fokus pada mendukung green loan, hilirisasi sumber daya alam, dan manufaktur.
Dari sisi indikator keuangan lainnya, Novita menambahkan, kualitas kredit juga dalam kondisi yang sehat, dengan rasio non performing loan (NPL) berada di level 2,31 persen, lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu.
Selain itu, permodalan juga dalam kondisi yang sangat kuat, dengan posisi Capital Adequacy Ratio (CAR) berada di level 22,05 persen per Agustus 2023.
“Dengan kinerja fungsi intermediasi yang positif dan solid ini, kami yakin untuk terus membawa BNI lompat lebih tinggi lagi,” pungkasnya. (*)