SAMARINDA: Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Rudy Mas’ud, menegaskan antisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) harus terus dilakukan dengan memberdayakan kekuatan Manggala Agni dan partisipasi Masyarakat Peduli Api (MPA).
Menurutnya, dengan dana yang tersedia maka sudah semestinya para relawan pemadam kebakaran lahan dan hutan dibekali peralatan canggih dan berteknologi tinggi.
“Ke depan, saya malah berpikir akan membeli pesawat yang bisa mengangkut air untuk memadamkan api. Dengan kemampuan amfibi, bisa mendarat di air sehingga mudah dalam penanganan kebakaran,” ujarnya.
Hal itu ia katakan saat menerima kunjungan Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan Kementerian Kehutanan Thomas Nifinluri di Kantor Gubernur Kaltim, Jalan Gajah Mada Samarinda, Kamis (15 Mei 2025).
Diketahui, Kaltim memiliki sejarah panjang dalam kasus kebakaran hutan.
Kebakaran hebat pernah terjadi di era tahun 1984, 1987 dan 1999.
Di tahun ini sendiri, kasus kebakaran hutan dan lahan di Kaltim terbilang rendah.
Meski demikian, Gubernur tetap mengingatkan pentingnya mitigasi serta langkah antisipatif agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan dan kalau pun terjadi, harus dilakukan langkah cepat agar tidak semakin meluas.
“Jangan sampai terjadi kebakaran hutan dan lahan, apalagi di kawasan-kawasan lintas batas negara seperti di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu),” tegasnya.
Ia menyebut, kendala utama di kawasan perbatasan negara dan perbatasan Provinsi Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat ialah akses infrastruktur jalan.
Oleh sebab itu, jalan di perbatasan harus ditingkatkan menjadi layak dilintasi.
“Kalau hutan perbatasan tidak kita jaga, kalau tidak kebakaran ya patoknya nanti bergeser. Makanya, jalan akan kita bangun bekerja sama dengan pemerintah pusat dan TNI,” sebutnya.
Selain itu, kawasan lain yang juga tak kalah penting untuk dijaga adalah Ibu Kota Nusantara (IKN).
Ia menegaskan, IKN adalah kawasan yang sangat strategis sehingga harus terhindar dari risiko-risiko kebakaran hutan dan lahan.
“Kita harus jaga, terus pantau jangan sampai ada kebakaran di IKN,” pesan Harum, sapaan akrabnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan Kementerian Kehutanan Thomas Nifinluri menyampaikan bahwa kasus kebakaran di Kaltim dan secara nasional mengalami penurunan sangat drastis.
“Tahun 2024 angka kebakaran hutan dan lahan di Indonesia mencapai 327.000 hektare. Tahun ini hanya 3.035 hektare. Di Kaltim hanya 202 hektare. Terjadi di Kutai Timur dan Kutai Kartanegara,” ungkapnya.
Thomas Nifinluri menambahkan, saat ini kebijakan penanganan karhutla sudah terkoordinasi.
Sedangkan untuk aksi di lapangan, kekuatan Manggala Agni akan diperkuat relawan yang tergabung dalam Masyarakat Peduli Api.
Mereka telah dilengkapi sarana prasarana dan pelatihan pemadaman api serta bantuan ekonomi.
“Karena kalau terjadi kebakaran, masyarakat yang paling terkena dampak. Tapi sampai saat ini, Kaltim masih kondusif. Harus kita jaga dan antisipasi,” pungkasnya.
Tampak hadir dalam pertemuan tersebut, Sekretaris BPBD Kaltim Yaser dan beberapa perwakilan Manggala Agni dari kabupaten dan kota di Kaltim. (Adv/Diskominfokaltim)
Editor : Emmi
