SAMARINDA: Seorang petugas kebersihan mal di Samarinda berinisial L (21) ditangkap polisi setelah nekat mencuri perhiasan senilai Rp12 juta dengan modus memecahkan kaca mobil pengunjung.
Pelaku ditangkap sehari setelah kejadian, dengan barang bukti masih disembunyikan di rumah keluarganya di Sidodamai, Samarinda Ilir.
Kasus ini terjadi pada Rabu, 20 Agustus 2025 dini hari di area parkir lantai dasar Mal SCP, Jalan Mulawarman, Kelurahan Pelabuhan, Kecamatan Samarinda Kota.
Korban mendapati kaca mobil bagian kiri belakang pecah dan perhiasan berupa cincin emas 6,7 gram serta sepasang anting 5,4 gram raib dari dashboard. Total kerugian korban ditaksir Rp12 juta.
Wakapolresta Samarinda, AKBP Heri Rusyaman, menjelaskan bahwa pelaku menggunakan pecahan busi untuk memecahkan kaca mobil.
“Pecahan busi sering dipakai dalam kasus serupa karena bisa meretakkan kaca hanya dalam hitungan detik. Modus ini berulang kali terjadi di Samarinda sehingga menjadi atensi kepolisian,” ujar Heri, Selasa, 26 Agustus 2025.
Menurut hasil penyelidikan, pelaku bukan bagian dari komplotan pencuri. Aksi itu dilakukan sendiri setelah mempelajari cara memecahkan kaca dari media sosial.
“Tersangka ini belajar dari TikTok dan Instagram. Jadi bukan komplotan, tapi melakukannya sendiri,” tambah Heri.
Dari lokasi kejadian, pelaku membawa kabur tas korban berisi kosmetik dan perhiasan.
Tas dibuang di tempat sampah, sementara emas disembunyikan di atap dapur rumah keluarganya. Polisi berhasil menemukan barang bukti berupa emas dalam plastik klip putih sebelum sempat dijual.
Dalam interogasi, pelaku mengaku nekat mencuri karena terdesak biaya pernikahan dengan kekasihnya di Sulawesi.
Namun polisi menegaskan motif apapun tidak bisa menjadi alasan pembenar.
L dijerat Pasal 363 ayat (1) ke-5 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan dengan ancaman maksimal tujuh tahun penjara.
Polisi juga mengingatkan masyarakat agar tidak meninggalkan barang berharga di dalam kendaraan.
“Kami minta pemilik kendaraan tidak menaruh perhiasan atau barang berharga di mobil. Ini rawan jadi sasaran,” pungkas Heri.