SAMARINDA: Pisang Kepok Grecek, varietas unggulan asal Kabupaten Kutai Timur (Kutim), kian mengukuhkan diri sebagai komoditas hortikultura andalan Kalimantan Timur (Kaltim).

Keunggulan rasa, tekstur dan daya tahan membuatnya laris di pasar domestik hingga menembus mancanegara.
Varietas ini dikenal dengan rasa yang lebih manis, legit, tekstur padat, serta warna kuning cerah yang khas.
Pemerintah Provinsi Kaltim pun terus mendorong pengembangannya melalui teknologi kultur jaringan untuk memastikan produktivitas tetap tinggi dan bibit lebih tahan terhadap serangan penyakit.
Sujatmiko dari Bidang Pangan Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Holtikultura (DPTPH) Kaltim menjelaskan bahwa pisang hasil kultur jaringan memiliki kualitas lebih unggul dibanding bibit biasa.
Proses kultur jaringan dilakukan secara steril sejak awal, sehingga menghasilkan tanaman yang sehat dan mampu berproduksi lebih banyak.
Menurutnya, Pisang Kepok Grecek mulai naik daun sejak 2023, setelah secara resmi dilepas dan mendapat sertifikasi, kemudian dipasarkan luas dengan nama baru tersebut.
“Kalau pisang biasa produksinya tidak maksimal, sementara pisang hasil kultur jaringan lebih produktif dan tahan lama. Dari awal sudah diseleksi ketat sehingga hasilnya jauh lebih baik,” ujarnya, saat ditemui di Stand Kaltim Expo 2025, Kamis, 28 Agustus 2025.
Selain diminati di pasar lokal, Pisang Kepok Grecek juga sudah menembus pasar ekspor.
Bahkan sebelumnya sempat diekspor dalam bentuk olahan keripik ke Timur Tengah.
Koordinator Kultur Jaringan DPTPH Kaltim, Hairunnisa, menambahkan bahwa tahun 2024 pihaknya sudah memproduksi 20 ribu bibit pisang melalui kultur jaringan.
Dengan dukungan peralatan modern berupa bioreaktor, target produksi tahun ini ditingkatkan tiga kali lipat mencapai 60000 ribu pohon.
Bibit maupun buah hasil kultur jaringan telah tersebar ke berbagai daerah di Kaltim dan mulai merambah pasar luar daerah.
“Produk pisangnya sudah ada hampir di seluruh wilayah Kaltim, dan olahannya bahkan sudah diekspor,” jelasnya.
Keunggulan pisang kepok grecek juga terletak pada kualitas rasa. Daging buahnya manis, lembut, dan berwarna kuning cerah. Ciri-ciri inilah yang membuat varietas ini cepat diminati pasar.
Berdasarkan data DPTPH Kaltim, Pisang Kepok Grecek dari Desa Bukit Harapan, Kecamatan Kaliorang, Kutim, bahkan telah menembus pasar Singapura pada 2021 melalui kontrak ekspor dua tahun dengan nilai Rp37,6 miliar.
Secara morfologi, pohon pisang kepok grecek memiliki tinggi 4–5 meter dengan lingkar batang 88–89 sentimeter.
Panjang daun berkisar 2–3,5 meter dengan lebar 40–45 sentimeter. Umur panennya relatif singkat, sekitar 8–12 bulan.
Dalam satu tandan rata-rata terdapat 9–12 sisir, dengan masing-masing sisir menghasilkan 16–18 buah.
Ukuran buahnya sekitar 15–16 sentimeter dengan diameter 2 sentimeter. Daging buahnya berwarna putih kekuningan, tanpa aroma mencolok, tetapi memiliki rasa manis khas yang menjadi daya tarik utama.
Dengan kualitas unggul, produktivitas tinggi, serta daya tahan yang lebih baik, Pisang Kepok Grecek kini menjadi salah satu komoditas hortikultura andalan Kaltim.
Pemerintah berharap pengembangan varietas ini tidak hanya meningkatkan pendapatan petani, tetapi juga memperkuat posisi Kaltim sebagai salah satu pusat produksi buah unggulan di Indonesia.