SAMARINDA: Pj Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Akmal Malik, berupaya mendorong Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) naik kelas menuju Go Digital dan Go Ekspor melalui pembinaan bagi UMKM.
Terutama seiring perkembangan zaman cashless atau pembayaran non-tunai menjadi salah satu opsi pembayaran yang paling digemari oleh masyarakat, Akmal Malik setuju agar UMKM didorong digital dan potensial ekspor.
“Walau OPD saya mengatakan banyak yang memakai QRIS tetapi saya masih menemukan UMKM belum cashless. Di Kukar contohnya, saat saya meninjau stand UMKM, rupanya belum memakai QRIS,” ungkapnya.
Itu disampaikan Akmal saat diwawancarai seusai acara Pengukuhan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim di Samarinda, Jumat (27/10/2023).
Akmal Malik berharap kolaborasi bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur (KPwBI) Kaltim terus berjalan dengan inovasi-inovasi.
Lebih lanjut, saat menghadiri pengukuhan Kepala Perwakilan BI Provinsi Kaltim, ia menyematkan harapan agar Pemda dan Bank Indonesia senantiasa mendorong stabilitas ekonomi Kalimantan Timur.
Akmal Malik menyampaikan terima kasih kepada Ricky P Gozali sebagai Kepala Perwakilan BI Kaltim dan memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya atas kerja dan pengabdian selama bertugas di Kalimantan Timur.
Ia juga berpesan kepada pimpinan baru, Budi Widihartanto untuk dapat bekerjasama dengan jajaran Pemerintahan di Provinsi Kaltim.
Utamanya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, penekanan inflasi dan membuat program-program baru.
“Untuk memperkuat peningkatan dan stabilitas perekonomian Kaltim,” ujarnya.
“Saya juga sudah sampaikan ke Pak Budi bahwa PR kita banyak, saya harap bisa berkolaborasi mendorong pembayaran QRIS ini,” sambungnya.
Ke depan, Pemprov Kaltim bersama Bank Indonesia akan selalu bersinergi dalam peningkatan perekonomian demi Kaltim yang maju, berdaya saing dan berdaulat.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Provinsi Kaltim pada Triwulan II tahun 2023 mencapai angka yang positif.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim menunjukkan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,84 persen pada periode tersebut.
Angka ini mengalami peningkatan yang signifikan dari Triwulan II tahun 2022 yang hanya mencapai 3,62 persen.
Pertumbuhan ekonomi Kaltim menurut BPS Kaltim berasal dari performa yang positif di berbagai sektor usaha.
Salah satu yang mencuat adalah sektor konstruksi yang memberikan kontribusi terbesar dengan pertumbuhan sebesar 22,12 persen.
Di wilayah Kaltim, kemajuan dalam pembangunan Infrastruktur Kawasan Industri Kaltim (IKN) berdampak positif pada ekonomi.
Sektor konstruksi menjadi pendorong utama dengan pertumbuhan tertinggi mencapai 22,12 persen pada triwulan kedua tahun ini.
Melihat perkembangannya Kaltim tidak bisa dilepaskan dari IKN, jadi mencegah disparitas terjadi dan butuh dukungan termasuk BI Kaltim.
“Pertumbuhan di angka 6 persen ini minimal bisa dipertahankan oleh pejabat baru. Lebih bagus ada ide-ide baru, inovasi yang dapat diimplementasikan di lapangan,” pungkasnya. (*)