
KUTIM: Upaya memperkuat ketahanan keluarga kembali digencarkan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kutai Timur (Kutim).
Di 2025, DPPPA memperkenalkan Program Keluarga Pelopor dan Pelapor Pengasuh Berbasis Hak Anak, sebuah inisiatif yang dirancang untuk menanamkan kesadaran pengasuhan positif sekaligus menekan potensi kekerasan dalam rumah tangga.
Program yang baru berjalan ini difokuskan pada peningkatan kapasitas keluarga, mulai dari kemampuan merawat anak secara emosional dan fisik, memahami hak-hak dasar anak, hingga membangun mekanisme pelaporan ketika ditemukan indikasi pelanggaran.
Meski berada pada tahap awal, DPPPA optimistis bahwa program tersebut akan menjadi pijakan penting dalam membentuk lingkungan keluarga yang lebih aman dan suportif.
Kepala Bidang Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan DPPPA Kutim, Dina Frihandini, menyebut bahwa pihaknya kini tengah fokus memperluas jangkauan informasi program.
Menurut Dina, kegiatan awal difokuskan pada pengenalan konsep dasar pengasuhan berbasis hak anak agar masyarakat memahami arah perubahan yang ingin dicapai.
“Tahun pertama pelaksanaan akan banyak diisi dengan edukasi dan penguatan komunitas,” kata Dina, Selasa, 18 November 2025.
Selain program utama tersebut, DPPPA juga mendorong keterlibatan ayah dalam pengasuhan melalui Workshop Forum Ayah Kita.
Forum ini menjadi ruang bagi para ayah untuk mengevaluasi perannya dalam keluarga dan memahami bahwa pengasuhan bukan semata tugas ibu.
Melalui forum tersebut, DPPPA ingin menumbuhkan kesadaran bahwa kehadiran ayah dalam proses tumbuh kembang anak memiliki dampak besar terhadap stabilitas emosional dan karakter anak.
Para peserta diberikan materi mengenai komunikasi sehat dalam keluarga, pola asuh non-kekerasan, hingga cara membangun kedekatan dengan anak tanpa batasan peran tradisional.
Ke depan, DPPPA Kutim menargetkan pembentukan kelompok-kelompok keluarga pelopor di tingkat kecamatan.
Kelompok ini akan menjadi perpanjangan tangan pemerintah dalam mempromosikan pengasuhan berkualitas dan memastikan isu kekerasan terhadap anak dapat terdeteksi sejak dini.
Dengan pendekatan yang lebih inklusif dan berbasis komunitas, DPPPA berharap program ini dapat mendorong perubahan pola pikir warga, sehingga tercipta keluarga yang lebih berdaya, responsif, dan mampu memberikan perlindungan terbaik bagi anak-anak di Kutim. (Adv)

