

SAMARINDA : Ketua komisi IV Sri Puji Astuti menyoroti program Wali Kota Samarinda Doktor On Call untuk kondisi darurat, lansia dan balita. Menurutnya dari 10 kecamatan baru ada 1 kecamatan yang ada layanan kegawatdaruratan.
“Kita butuh regulasi seperti apa, anggarannya seperti apa. Jadi jangan grusa-grusu,” ungkap Puji usai rapat paripurna dalam agenda Penyampaian Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Samarinda Andi Harun Tahun Anggaran 2022 kepada DPRD Kota Samarinda di Ruang Rapat Paripurna Lt 2 DPRD Kota Samarinda, Rabu malam (29/3/2023).
Selain itu, menurutnya hal yang perlu disiapkan adalah sarana dan prasarananya, sumber daya manusia (SDM)nya dan ambulanya. Selain itu, keterkaitan atau rujukan ke RS harus siapkan terlebih dahulu
“Modelnya seperti apa? Kedaruratannya yang dimaksud seperti apa? Kami belum menemukan detail yang dimaksud pemkot seperti apa,” ujarnya.
Selain itu, sosialisasi dan edukasi kedaruratan kepada masyarakat sangat penting. Legislator yang berprofesi sebagai dokter ini mengungkapkan masyarakat menjadi komponen penting dalam pertolongan pertama pada kegawatdaruratan di masyarakat.
“Sosialisasi sangat penting kepada masyarakat. Jangan sampai ada orang kecelakaan terus diangkat seenaknya tiba-tiba patah, siapa yang bertanggung jawab. Atau orang pingsan lalu dikasih air minum kan bisa masuk ke paru-paru,” ucapnya.
Sebelumnya, Wali Kota Samarinda Andi Harun menyampaikan sepuluh program. Diantaranya ada program “Doctor On Call” untuk kondisi darurat, lansia dan balita.
“Doctor on call ini adalah program pelayanan cepat di bidang kesehatan khusus untuk lansia, anak, ibu melahirkan dan warga yang dalam keaadaan darurat,” ungkap Andi Harun.
Menurutnya, program layanan kesehatan ini diperlukan, karena masyarakat yang tersebar di 2000 RT di 59 kelurahan. Orang nomor satu di Samarinda itu menambahkan, emergency call 112 tetap berjalan, hanya ia menambah layanan cepat berbasis di puskemas. Armada ambulance dilengkapi dengan dokter, paramedis dan perlengkapan yang cukup siap untuk datang ke rumah melayani warga yang menghadapi kedaruratan kesehatan.
“Kita tidak ingin warga meninggal, hanya karena lambannya penanganan pasien,” tutur Andi Harun
