SAMARINDA: Di balik kelengkapan fasilitas kedokteran nuklir yang dimiliki RSUD Abdoel Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda, tantangan masih dihadapi pada sisi sumber daya manusia. Antrian pasien layanan kanker nuklir kini mencapai dua hingga tiga bulan karena terbatasnya tenaga dokter spesialis.
Direktur RSUD AWS, dr. Indah Puspitasari, Sp.A (K), mengungkapkan bahwa rumah sakit saat ini memiliki dua dokter spesialis kedokteran nuklir, yaitu dr. Kido dan dr. Rian. Mereka didukung oleh fisikawan medis dan apoteker khusus yang dilatih untuk memproduksi obat radio farmaka.
“Alhamdulillah SDM kami lengkap. Tapi dengan dua dokter, antrian pasien bisa sampai 2–3 bulan. Harapan kami ke depan bisa menambah satu dokter lagi,” ujarnya, 5 September 2025.
Untuk memperkuat kapasitas tenaga medis, AWS juga menjadi tuan rumah pelatihan nasional pembuatan obat radio farmaka pada 1–3 September 2025. Pelatihan ini diikuti tenaga medis dari seluruh Indonesia, dengan narasumber internasional serta pakar dari Universitas Padjadjaran dan RS Hasan Sadikin Bandung.
“Pelatihan ini penting karena obat radio farmaka langsung berhubungan dengan pasien kanker. Peserta dilatih soal keselamatan, teknik pembuatan, hingga penggunaan obat nuklir yang aman. Dan ini gratis, karena difasilitasi lembaga internasional dan nasional,” terang dr. Indah.
Menurutnya, tambahan tenaga dokter akan berpengaruh besar pada harapan hidup pasien.
“Kalau pasien bisa cepat didiagnosis, diketahui stadium kankernya, maka tindakan bisa segera dilakukan. Itu berarti harapan hidup pasien lebih tinggi,” ujarnya.
Seluruh layanan kedokteran nuklir di AWS telah ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Namun, panjangnya antrian menjadi tantangan tersendiri.
“Pasien BPJS bisa langsung dilayani di sini, tidak perlu ke Jakarta atau Penang. Hanya saja mohon maaf, antriannya cukup lama. Karena itu kami berharap ada tambahan tenaga medis agar layanan lebih cepat,” katanya.
Dengan kelengkapan fasilitas, dukungan teknologi terbaru, serta rencana penambahan SDM, AWS menargetkan bisa memperpendek waktu tunggu pasien dan menjadi pusat layanan kedokteran nuklir terbaik di Indonesia bagian timur.