
Kukar– Wakil Ketua DPRD Kaltim Muhammad Samsun menerangkan 4 konsensus wawasan kebangsaan berikut implementasi dalam kehidupan sehari-hari di hadapan siswa-siswi SMA Negeri 1 Samboja di Jalan Kampung Lama, Samboja Kuala, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara
Menurut Samsun, kegiatan kali ini adalah bagian dari Sosialisasi Wawasan Kebangsaan (Sosbang) DPRD Kaltim, Wilayah IV Kabupaten Kutai Kartanegara, Jumat (28/10/2022).
“Kemerdekaan bangsa Indonseia bukanlah hadiah dari negara lain, melainkan hasil dari perjuangan panjang, jerih payah seluruh elemen masyarakat, tokoh bangsa, kemerdekaan ini pun harus dijaga, 4 konsensus inilah landasan kita dalam bermasyarakat, bernegara dan berbangsa,”jelas Legislator Fraksi PDI Perjuangan itu.
4 Konsensus itu ialah, Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhineka Tunggal Ika.
“Ini tentang keberagaman, kemajemukan yang diikat dalam NKRI, ada semangat gotong royong di sana, dengan 1.128 suku bangsa, Indonesia berhasil menjaga keutuhan bangsa,”ucapnya.
Selanjutnya, ia juga memberi motivasi kepada hampir seratus peserta yang hadir tentang perjalanan hidupnya yang seorang anak petani, berjuang berjalan kaki berkili-kilo, dari subuh untuk pergi ke sekolah, pulangnya mencari rumput untuk sapi, dan kini dirnya menjadi salah satu pimpinan di DPRD Kaltim.
“Siapapun kita hari ini, anak petani, pulang sekolah nyangkul ke sawah atau kebun, ambil arit cari rumput untuk ternak, anak kampung, jangan jadikan itu batasan diri, terus belajar, kembangkan kemampuan, perbesar potensi yang ada di dalam diri kita, kesuksesan akan hadir bagi siapa saja yang memperjuangkannya,”terangnya.
Sosbang ini juga menghadirkan narasumber dari Indonesian Life Skill Academy, Aditya Lesmana yang memaparkan hubungan wawasan kebangsaan yang termuat dalam empat konsensus kebangsaan dengan eksistensi pemuda, dalam mengenali diri dan potensinya.
“Dalam materi saya memaparkan landasan 4 konsensus kebangsaan sebagai fundamental seorang pemuda, untuk menjadikan bangsa ini besar, implementasi konsensus tadi dimulai dari diri sendiri, lalu keluarga, kelompok kecil hingga masyarakat besar,”jelasnya.
Pemuda yang berkualitas, menurut Adit adalah pemuda yang sudah “selesai” dengan dirinya, artinya pemuda itu tak terganggu lagi dengan dirinya sendiri, tak mudah menyimpan emosi negatif seperti marah, dendam, sakit hati, dan sejenisnya.
“Saat semua itu selesai, maka pemuda bisa dengan mudah untuk mengembangkan dirinya, meng-upgrade potensi yang ada, belajar lebih mudah, harapannya masa depan yang diinginkan tercapai dengan mudah dan menyenangkan,”tuturnya.
Dalam kegiatan ini, juga dilakukan relaksi pelepasan emosi negatif, nampak seluruh peserta mengikuti dengan hikmat, derai air mata nampak jatuh, sebagai indikator terjadinya pelepasan emosi.