Bontang – Mobil Polimerase Chain Reaction (PCR) Dinas Kesehatan (Dinkes) Bontang sempat tidak digunakan akibat kehabisan bahan. Namun sekarang, mobil PCR itu beroperasi kembali.
Hal tersebut diungkapkan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bontang Adi Permana saat disambangi awak media di Pendopo Rumah Jabatan Wali Kota Bontang, Jumat(16/7/2021).
“Mobil PCR milik Dinkes yang sempat tidak beroperasi selama tiga minggu akibat kehabisan bahan pendeteksi virus, atas usaha pemerintah akhirnya mobil PCR kita dapat beroperasi kembali,” ungkapnya.
Ada tiga jenis bahan yang kehabisan yakni cairan reagen, alat bantu ekstraksi serta steril filter PCR.
“Ketiga bahan tersebut merupakan satu paket yang hanya diperoleh dari perusahaan PCR,” ungkapnya.
Adi mengatakan, dalam pengadaan bahan tersebut Pemerintah Kota Bontang mengupayakan sendiri dan bukan dari Kementerian Kesehatan RI terutama dalam pengadaan cairan reagen.
“Kita upayakan sendiri untuk pengadaan alat bantu ekstraksi dan steril filter PCR yang seharusnya dibantu Kemenkes sebab penggunaannya universal. Namun karena keadaan yang tidak memungkinkan hingga mendorong kami untuk pinjam dari provinsi,” ujarnya.
Sementara itu untuk cairan reagen Dinkes Bontang membeli sendiri, sebab harus disamakan dengan merk mesin PCR sendiri, sebab jika tidak sampel tidak akan terbaca mesin.
Adapun mesin mobil PCR yang digunakan Dinkes Bontang bermerk Tianlong asal Tiongkok Cina.
Untuk diketahui mobil PCR memiliki kecanggihan yang cepat dalam mendeteksi dan membaca hasil swab. Pemerintah Kota Bontang telah memiliki mobil ini sejak akhir tahun 2020. Mobil ini seharga Rp3 miliar dengan dana diambil dari Dana Insentif Daerah (DID). Dana digelontorkan pusat lantaran Bontang dinilai sukses menangani pandemi Covid-19.