BALIKPAPAN : Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Sri Wahyuni mengingatkan persaingan Seleksi Tilawatil Quran dan Hadis (STQH) ke-28 Nasional di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) 2025 semakin ketat.
“Kita harus mempersiapkan diri dengan maksimal. Saya berharap peserta Training Center (TC) STQH ini benar-benar fokus dan berlatih dengan sungguh-sungguh karena mempertahankan prestasi itu tidak mudah,” pesannya saat memberi arahan pada pembukaan TC Peserta Kafilah Kaltim menuju STQH Nasional ke 28 Provinsi Sultra 2025.
Sekda meminta para peserta untuk memanfaatkan TC secara baik dengan giat berlatih, mengingat prestasi Kaltim dalam Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional 2024 di Samarinda yang berhasil menjadi juara umum.
Ia menyadari, bukan tugas yang mudah untuk mempertahankan prestasi juara umum tersebut di STQH Sultra.
Untuk itu, ia juga menekankan pentingnya sinergi antara Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) di tingkat kabupaten/kota dengan LPTQ provinsi dalam proses pembinaan peserta kafilah Kaltim.
“Jajaran LPTQ kabupaten/kota harus berada dalam satu jalur yang sama dengan LPTQ provinsi. Jangan sampai provinsi arahnya ke kiri, sementara kabupaten ke kanan. Keselarasan ini penting agar pembinaan berjalan efektif dan menghasilkan peserta terbaik,” tegasnya.
Mantan Kepala Dinas Pariwisata Kaltim itu mendorong LPTQ kabupaten/kota untuk memanfaatkan pelaksanaan TC STQH sebagai ajang pembelajaran.
Ia meyakini, dengan mengamati langsung bagaimana TC dilaksanakan, mereka dapat menerapkan metode pembinaan yang lebih baik di daerah masing-masing.
“Melalui pengalaman ini, kita berharap pembinaan peserta kafilah Kaltim semakin matang dan siap bersaing di ajang nasional bahkan internasional,” harapnya.
Wakil Ketua 2 LPTQ Kaltim Dasmiah mengaku, masih ada yang mengatakan keluarnya Kaltim sebagai juara umum pada MTQ ke 30 karena diuntungkan sebagai tuan rumah. Namun hal itu terbantahkan dengan berhasilnya putra Kaltim dari Kutai Timur, Imranul Karim menjadi juara pada MTQ Internasional di Jakarta.
“Jadi kita bukan jago kandang karena MTQ internasional ini diikuti 38 negara,” pungkasnya.

 
		 
