SAMARINDA : Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Fahmi Himawan mengungkapkan data dari Januari hingga Maret menunjukkan hasil prognosis yang aman menjelang bulan Ramadan.
“Artinya, antara stok ketersediaan daging sapi, ayam, maupun telur ayam dengan kebutuhan masih surplus, kita tidak kekurangan,” ujarnya saat menjadi pembicara terkait Kesiapan Stok Daging Jelang Ramadan 2025 secara virtual, Kamis, 14 Februari 2025.
Fahmi menerangkan, perkiraan ketersediaan daging sapi mencapai 1.167 ton pada Januari dengan kebutuhan hanya 984 ton, sehingga surplus 182 ton. Kemudian pada Februari, ketersediaan diperkirakan mencapai 1.202 ton dengan kebutuhan 984 ton sehingga tetap surplus.
Ia mengaku, menjelang Ramadan ini diperkirakan akan terjadi peningkatan konsumsi daging dan telur antara 2 hingga 6 hari sebelum puasa, sekitar tanggal 28 Februari. Peningkatan konsumsi juga diperkirakan terjadi menjelang 2 hingga 7 hari raya Idul Fitri.
“Untuk Maret, ketersediaan daging sapi diperkirakan meningkat menjadi 1.297 ton seiring dengan masuknya daging frozen. Sementara itu, kebutuhan diperkirakan naik 5 persen dari Februari menjadi 1.034 ton, sehingga masih terdapat surplus sebesar 262 ton,” ungkapnya.
Selain daging sapi, lanjutnya, ketersediaan daging ayam juga diproyeksikan surplus pada Maret dengan stok mencapai 8.200 ton dan kebutuhan sekitar 7.900 ton sehingga terdapat surplus sebesar 305 ton.
Sementara telur diperkirakan meningkat dari 4.564 ton pada Februari menjadi 4.873 ton pada Maret. Namun, dengan stok awal, produksi lokal dan pasokan tambahan, total ketersediaan telur pada Maret diperkirakan mencapai 5.029 ton.
“Dengan demikian, masih terdapat surplus sebesar 155 ton,” jelasnya.
Ia pun mengimbau masyarakat untuk tidak risau hingga membeli secara berlebihan sebab jika semua berjalan normal dan masyarakat membeli sesuai kebutuhan, baik di bulan Ramadhan maupun Idul Fitri, stok dan ketersediaan daging sapi, ayam dan telur di Kaltim pasti aman.
Menurutnya, kenaikan harga menjelang hari besar keagamaan adalah hal yang wajar dan jika masyarakat membeli secara wajar, kenaikan harga tidak akan signifikan.