Insitekaltim,Samarinda – Analis Kebijakan Ahli Muda Bidang Ideologi dan Wawasan Kebangsaan Badan Kesbangpol Provinsi Kalimatan Timur, Eko Susanto mengatakan bahwa setelah reformasi tahun 1998 wawasan kebangsaan kurang diliterasikan.
Informasi wawasan kebangsaan yakni 4 konsensus berbangsa dan bernegara, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika masih kurang di tanam pada anak-anak.

“Ini bisa dikatakan menjadi luntur dan sangat mengkhawatirkan, karena sudah banyak lahir kelompok-kelompok identitas, termasuk tergoda dengan ideologi-ideologi diluar Pancasila,” ujarnya kepada awak media, usai menjadi narasumber wawasan kebangsaan di SMAN 3 Samarinda, Jumat (28/10/2022).
Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim melalui Kesbangpol bersinergi dengan DPRD Kaltim melakukan sosialisasi wawasan kebangsaan, seperti yang dilakukan oleh Ketua Komisi II DPRD Kaltim Nidya Listiyono.
“Ini menjadi momentum untuk kembali membangun dan mempertebal serta memperkuat wawasan kebangsaan kita,” terangnya.
Sasaran sosialisasi wawancara kebangsaan paling utama adalah menyasar anak-anak, karena mereka nanti akan menjadi penerus bangsa, sebagaimana cita-cita bangsa Indonesia menjadi negara maju di tahun 2045 nanti.

“Sosialisasi ini kan tugas kami Kesbangpol, karena itu program ini, akan terus berkelanjutan demi masa depan Indonesia maju,”ungkapnya.
Ia menjelaskan, Kesbangpol Kaltim tahun ini menargetkan sosialisasi wawasan kebangsaan menyasar 9000 siswa SLTA. Sementara di tahun 2023, sebanyak 12.000 siswa.
“Tapi ini bukan hanya tugas Kesbangpol, tapi semua masyarakat, lembaga, organisasi untuk memperoleh wawasan kebangsaan,” jelasnya.
Sosialisasi wawasan kebangsaan dimaksud untuk memberi tahu, Jika Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, namun bisa bersatu dalam sebuah negara, yakni negara kesatuan Republik Indonesia.
“Makanya anak-anak kita harus di tanam soal wawasan kebangsaan, agar jangan sampai termakan ideologi dari luar yang dianggapnya paling baik,”tandasnya.
