KUBAR: Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Rudy Mas’ud melihat jalan di pertengahan Samarinda – Kutai Barat (Kubar) semakin lama semakin hancur.
Kondisi jalan dari Samarinda hingga sekitar Muara Muntai, Kutai Kartanegara secara umum dalam kondisi baik.
Namun memasuki perbatasan Kukar – Kubar, sekitar Perian, jalan mulai rusak dan berlubang.
“Ternyata, dananya sebagian diblokir. Saya akan minta agar dananya (APBN untuk ruas jalan Kukar – Kubar yang diblokir pusat) segera dibuka,” ujarnya usai melakukan peninjauan di Simpang 3 Resak, perjalanan menuju Melak, Kubar, Jumat, 20 Juni 2025.
Harum, sapaan akrabnya mengaku 26 Juni mendatang akan bertemu dengan Menteri PUPR Dody Hanggodo untuk memperjuangkan anggaran ruas jalan tersebut agar lebih mulus dan nyaman dilalui.
“Sebagai pendukung, saya perlu data, baik dari Pemkab Kubar maupun Pemprov Kaltim,” pintanya.
Ia menyebut, jalan ini akan diusulkan untuk menjadi jalur alternatif menuju Sotek, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan ke Ibu Kota Nusantara (IKN).
Dari lokasi itu menuju Sotek, jaraknya hanya sekitar 97 km.
Usai meninjau di simpang tiga Resak, Harum kemudian memilih untuk mengemudikan sendiri kendaraan dinas KT 1 dari Resak sampai ke Melak.
Diketahui, jarak Samarinda-Kubar sekitar 318,7 km.
Sedangkan jarak dari Resak menuju Melak sekitar 125,2 km.
Politisi Partai Golongan Karya (Golkar) itu mengungkapkan, sepanjang perjalanan dirinya mendapati tidak kurang 10 truk pengangkut alat berat melintas.
Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab rusaknya jalan umum.
Pasalnya, untuk jenis PC 210 saja beratnya bisa mencapai 21 ton.
Belum ditambah long bed sekitar 20 ton, sehingga totalnya menjadi 40 ton.
“Pasti ga kuat jalan kita. Pasti hancur lama-lama,” kritiknya.
Gubernur pun meminta untuk dilakukan koordinasi antara Dinas Perhubungan Kutai Barat dan Pemprov Kaltim dan menyarankan agar segera dibuat jembatan timbang.
Khusus angkutan sawit, Harum memaklumi dengan alasan sektor ini menyerap tenaga kerja sangat besar sehingga membantu mengurangi angka pengangguran dan ekonomi berputar. Namun ia memberi catatan, hanya untuk truk pengangkut 5, 6 hingga 7 ton saja.
“Tapi jangan pakai mobil 10 ton karena muatnya pasti 16 ton,” pesannya.
Dirinya menegaskan akan berjuang ke BBPJN agar pembangunan jalan Kukar-Kubar tidak menggunakan aspal, melainkan cor beton.
“Kalau kanan kiri banjir, pakai aspal, jadi kerupuk aspalnya. Saya sengaja lewat darat sebab kalau lewat udara tidak ada yang bisa dilihat,” tuturnya.
Sebagai informasi, total anggaran yang tersedia untuk sejumlah kegiatan tersebut sebesar Rp41,5 miliar.
Sementara sejumlah dana yang masih terblokir sebesar Rp129 miliar.
Sedangkan untuk program multiyears contract (MYC) Agustus 2025-Agustus 2027, Kementerian PUPR akan menyiapkan anggaran sebesar Rp425,8 miliar untuk peningkatan jalan Kukar-Kubar.
Di kendaraan KT 1, Gubernur Harum ditemani sang istri, Sarifah Suraidah Harum tanpa sopir dan ajudan.
Sekitar pukul 21.00 WITA, Gubernur baru tiba di Hotel Mahakam Asri, Melak yang disambut Bupati Kubar Frederick Edwin dan istri dengan ucapan selamat datang, sekaligus kejutan selamat ulang tahun.
Mereka kemudian berbincang santai di lobi hotel didampingi Asisten Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Setda Provinsi Kaltim Ujang Rachmat, Plt Asisten Administrasi Umum Ismiati, Kepala Dinas PUPR Kaltim Aji Muhammad Fitra Firnanda, Kepala Dinas Kehutanan Joko Istanto, Kepala Biro Adbang Irhamsyah dan Kepala Biro Kesra Dasmiah. (Adv/diskominfokaltim)
Editor: Emmi