SAMARINDA : Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia kini memiliki peluang lebih besar untuk menembus pasar ekspor tepung ubi jalar ungu.
Hal ini berkat adanya inovasi mesin pengering tipe silinder atau Drum Dryer.
Teknologi ini dirancang untuk menjawab tantangan produksi, khususnya pada UMKM yang memiliki keterbatasan daya listrik dan teknologi.
Periset Pusat Riset Teknologi Tepat Guna BRIN, Dadang Dayat Hidayat, menyampaikan, mesin Drum Dryer dilengkapi pembangkit uap (steamer) berbahan bakar LPG.
“Teknologi ini menjadi solusi tepat guna untuk meningkatkan kapabilitas UMKM,” ujarnya, Senin (30/12/2024).
Mesin ini tidak hanya meningkatkan efisiensi produksi tetapi juga telah terbukti membantu Kelompok Wanita Tani (KWT) Sri Mandiri Sembawa Kuningan dalam memproduksi tepung ubi jalar ungu.
Di Kabupaten Subang, Jawa Barat, teknologi serupa digunakan untuk menghasilkan Makanan Pendamping ASI (MPASI), sebagai bagian dari upaya menanggulangi stunting.
Peluang besar terbuka lebar di pasar ekspor. Tepung ubi jalar ungu, yang kaya akan serat dan antioksidan, diminati sebagai bahan baku produk pangan sehat di negara-negara Eropa dan Asia.
Namun, kendala produksi menjadi penghalang utama bagi UMKM untuk memenuhi permintaan global.
Dadang menjelaskan bahwa mesin ini dirancang ramah pengguna dengan biaya operasional yang relatif rendah. Dengan modal ini.
UMKM dapat meningkatkan kapasitas produksi tanpa harus khawatir dengan keterbatasan infrastruktur listrik yang sering menjadi kendala di daerah pedesaan.
Hadirnya inovasi ini diharapkan tidak hanya membantu UMKM mengakses pasar ekspor, tetapi juga menciptakan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat lokal.
Dengan teknologi yang efisien dan ramah lingkungan, keberlanjutan usaha kecil menjadi lebih terjamin.
Namun, Dadang menekankan pentingnya pelatihan bagi pelaku UMKM untuk mengoperasikan teknologi baru ini.
“Inovasi hanya akan berhasil jika pelaku usaha siap untuk beradaptasi dengan teknologi dan terus meningkatkan kualitas produk mereka,” tambahnya.
Dengan sinergi antara inovasi teknologi, pelaku UMKM, dan dukungan pemerintah, Indonesia diharapkan mampu menjadi pemain utama dalam industri pangan berbasis tepung ubi jalar ungu di pasar global.(*)