
SAMARINDA: Ketua Komisi II DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) Nidya Listiyono mengatakan meskipun TikTok Shop telah ditutup, ini bukanlah akhir dari kegiatan bisnis online.
Ia menekankan bahwa masih banyak media lain yang dapat digunakan untuk promosi dan bisnis online.
TikTok pada dasarnya adalah media sosial dengan fitur transaksi jual beli di dalamnya.
“Jika dilihat, memang ada dampak terhadap UMKM yang masih berjualan secara offline, mereka mengeluhkan omzetnya turun hingga 50 persen, namun ini hanya masalah persaingan saja,” ucapnya saat ditemui di SCaffe, Jumat (6/7/2023).
Lebih lanjut, ia mengajak pengusaha UMKM untuk menjadi lebih kreatif, terutama dalam strategi penjualan, mengingat era digitalisasi yang semakin berkembang.
Ia menekankan pentingnya tidak menolak digitalisasi dan melihatnya sebagai peluang.
“Memang harus lebih kreatif lagi, dari strategi penjualan khususnya, karena saat ini memang sudah zamannya digitalisasi,” ungkapnya.
“Namun jika memang ini adalah solusinya, semoga omzet para pedagang offline bisa naik kembali,” sambungnya.
Selain itu, ia mengaitkan hal ini dengan ekonomi kreatif dan mendorong para UMKM untuk menciptakan dan menjual produk atau layanan yang berbeda untuk bersaing dalam pasar yang semakin kompetitif.
“Jadi untuk para UMKM, buatlah diferensiasi dari apa yang kalian ciptakan dan perjualkan, sebab inilah yang dimaksud dengan penerapan konsep Blue Ocean Strategy dimana dengan bekerja kreatif kita akan mendapatkan margin atau keuntungan yang lebih besar,” tuturnya.
Perlu diketahui, TikTok Shop resmi ditutup pada Rabu, (4/10/2023) pukul 17.00 WIB.
Aturan ini tercantum dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 31 Tahun 2023 yang berdampak dengan penutupan fitur ini di Indonesia. (*)
