JAKARTA : Indonesia adalah negara kepulauan yang dua pertiga wilayahnya lautan, mempunyai karakteristik perairan yang berbeda-beda.
Karenanya, kegiatan pemanduan kapal dan pengelolaan pelabuhan memiliki peranan yang sangat vital.
Hal ini mendorong Kementerian Perhubungan untuk terus berupaya meningkatkan kompetensi dan profesionalisme Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor transportasi laut.
Untuk itu Direktorat Jenderal Perhubungan Laut , menggelar Upacara Pembukaan Diklat SDM Pemanduan Kapal dan Kepelabuhanan pada Senin (14/10/2024) di Kantor Kementerian Perhubungan.
Dalam sambutan pembukaannya, Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Capt. Antoni Arif Priadi, mengatakan, kegiatan pemanduan kapal dan pengelolaan pelabuhan adalah dua aspek krusial dalam dunia maritim kita.
Untuk itu, melalui Diklat Pemanduan Kapal dan Kepelabuhanan ini, tidak hanya dapat memperkuat pengetahuan teknis . Tetapi juga dapat meningkatkan kemampuan, dalam menghadapi tantangan di lapangan.
Ia berharap, agar seluruh peserta dapat memanfaatkan dan menggunakan kesempatan ini sebaik-baiknya sebagai wadah untuk berdiskusi, bertanya, maupun berbagi pengalaman dengan narasumber dan sesama peserta.
“Dengan begitu, setelah mengikuti Diklat ini seluruh peserta dapat menjalankan kegiatan pemanduan kapal dan kepelabuhanan di tempat kerja masing-masing secara baik dan benar sehingga dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan SDM di sektor transportasi laut Indonesia,” ujarnya.
Sebelumnya Direktur Jenderal Perhubungan Laut telah menetapkan kebijakan moratorium/penundaan sementara selama lima bulan dalam Penyelenggaraan Diklat Pandu Tingkat II, Pandu Tingkat I dan Pandu Laut Dalam.
Hal tersebut dilakukannya dengan tujuan memberikan waktu kepada Ditjen Perhubungan Laut untuk melakukan evaluasi, perbaikan, dan penyempurnaan terhadap regulasi terkait dalam upaya meningkatkan kualitas penyelenggaraan Diklat SDM Pemanduan Kapal.
“Alhamdulillah, penyempurnaan regulasi dan standarisasi penyelenggaraan Diklat telah dilakukan dan saat ini kebijakan moratorium tersebut telah dicabut,” ujarnya.
“Tentunya saya juga berharap, regulasi dan standar tersebut dilaksanakan dengan penuh komitmen oleh seluruh pihak terkait,” katanya.
Dia berharap, penyelenggaraan Diklat di masa depan dapat benar-benar berkorelasi dan berimplikasi signifikan pada terciptanya Pandu Indonesia berstandar internasional, yang mampu bersaing secara global.
Hal ini guna mewujudkan keselamatan dan keamanan pelayaran serta perlindungan lingkungan maritim.
Diklat dibuka secara simbolis terdiri Diklat Pandu Tingkat II dan Pandu Tingkat I diselenggarakan Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Laut (BP2TL) serta Diklat Kepelabuhanan Tipe B oleh Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang.
Untuk proses belajar mengajar, menggunakan metode tatap muka langsung dengan durasi penyelenggaraan diklat, yaitu Diklat Pandu Tingkat II dimulai dari tanggal 14 Oktober 2024-19 Februari 2025 atau setara dengan 117 hari, Diklat Pandu Tingkat I dengan dimulai dari tanggal 14 Oktober -22 November 2024 dan Diklat Kepelabuhanan Tipe B dimulai dari tanggal 14 -22 Oktober 2024.
Tercatat sebanyak 78 orang peserta mengikuti Diklat Pandu Tingkat II, 34 orang Diklat Pandu Tingkat I dan 21 orang Diklat Kepelabuhanan Tipe B.
Dalam upaya untuk menjamin kualitas lulusan diklat tersebut, telah dipersiapkan tenaga pengajar Diklat Pemanduan Kapal dan Kepelabuhanan yang terdiri dari kelompok instruktur, pengajar dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, serta praktisi akademisi yang berpengalaman pada bidangnya. (*)