SAMARINDA : Pengamat ekonomi Universitas Mulawarman (Unmul) Hairul Anwar menyoroti peran strategis UMKM sebagai sektor yang memiliki daya adaptasi luar biasa, khususnya saat menghadapi situasi sulit seperti pandemi COVID-19.
“UMKM memiliki kemampuan untuk beralih ke usaha lain ketika menghadapi kebangkrutan,” ujarnya, dilansir dari Laman TVRI Kalimantan Timur (Kaltim), Senin (30/12/2024).
Hairul menjelaskan bahwa salah satu keunggulan UMKM adalah fleksibilitasnya. Dengan modal kecil dan proses yang relatif sederhana, siapa saja dapat memulai bisnis di sektor ini. Namun, fleksibilitas ini juga menjadi tantangan tersendiri. Persaingan yang ketat membuat banyak usaha tidak bertahan lama.
“Rata-rata sepertiga pelaku UMKM tidak mampu bertahan dalam satu tahun pertama. Jika gagal, mereka biasanya mencoba bisnis lain atau berpindah tempat,” jelasnya.
Menurut Hairul, daya serap tenaga kerja yang tinggi menjadi nilai lebih UMKM. Usaha ini mampu menjaring pekerja dari kalangan masyarakat sekitar, sehingga berkontribusi pada pengurangan pengangguran.
Namun, di Kalimantan Timur, kontribusi UMKM terhadap perekonomian masih kecil dibandingkan daerah lain seperti Jawa.
Di Pulau Jawa, UMKM sering menjadi penggerak utama ekonomi, sedangkan di Kaltim, UMKM tumbuh karena didorong oleh keberadaan industri besar seperti migas dan konstruksi yang lebih dahulu menciptakan pasar.
Kendati demikian, ia optimistis UMKM akan semakin menarik bagi generasi muda, terutama Gen Z, yang cenderung menyukai fleksibilitas dalam mengatur ritme kerja.
“Generasi muda, khususnya Gen Z, menyukai kebebasan. Dengan peluang yang ada, UMKM memiliki potensi besar menjadi pilihan utama mereka di masa depan,” tambah Hairul.
Hairul menekankan pentingnya pembentukan mentalitas pengusaha, terutama bagi generasi muda.
“Teknik berusaha bisa diajarkan, tapi mentalitas pengusaha harus dibentuk sejak awal. Praktik langsung adalah kunci untuk melatih ketangguhan mahasiswa dan pemuda dalam dunia usaha,” katanya.(*)