SAMARINDA: Wakil Wali Kota Samarinda, Saefuddin Zuhri, membuka kegiatan operasi gratis untuk penderita bibir sumbing dan celah langit-langit di Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda, Jumat, 11 Juli 2025.
Kegiatan ini digagas oleh Federasi Advokat Republik Indonesia (DPD Ferari) Kalimantan Timur (Kaltim) dan Yayasan Permata Sari Semarang yang bekerja sama dengan Rumah Sakit Dirgahayu Samarinda.
Saefuddin menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas inisiatif dan kolaborasi yang terbangun dalam pelaksanaan kegiatan ini.
Menurutnya, operasi bibir sumbing bukan sekadar intervensi medis, melainkan sebuah langkah konkret dalam membangun kehidupan yang lebih layak bagi anak-anak yang lahir dengan kondisi tersebut.
Ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, organisasi profesi, yayasan sosial, dan institusi layanan kesehatan sebagai pilar utama dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Samarinda.
“Bibir sumbing merupakan salah satu kelainan bawaan yang tidak hanya berdampak pada aspek fisik, tetapi juga psikologis dan sosial bagi penderitanya, khususnya anak-anak,” kata Saefuddin di hadapan para undangan dan tenaga medis.
Ia menambahkan bahwa banyak anak mengalami kesulitan berbicara, makan, hingga berinteraksi dengan lingkungan sosial mereka akibat kondisi ini.
Oleh karena itu, ia menyebut bahwa penyelenggaraan operasi secara cuma-cuma membawa arti yang sangat besar, terutama bagi keluarga dari kalangan tidak mampu.
“Operasi gratis ini sangat berarti, karena membuka harapan baru bagi para pasien dan keluarganya untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, lebih percaya diri, dan lebih sehat,” ujarnya.
Ucapan terima kasih juga ia sampaikan kepada seluruh tenaga medis dan relawan yang telah berperan dalam menyukseskan program tersebut.
“Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh tenaga medis dan relawan yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan keahlian untuk membantu saudara-saudara kita,” ucapnya lagi.
Dengan mengusung tema Satu Senyum untuk Semua, Pemerintah Kota Samarinda melalui kegiatan ini ingin menyampaikan pesan bahwa setiap anak berhak atas senyum yang tulus, hidup yang sehat, dan masa depan yang bebas dari stigma sosial.
“Senyum adalah cerminan kebahagiaan dan kesehatan, dan hari ini kita berkomitmen untuk mewujudkan senyum itu bagi semua warga Samarinda,” tutup Saefuddin.
Ketua DPD Ferari Kaltim, Paulinus Dugis, turut hadir dan menyampaikan bahwa partisipasi Ferari dalam kegiatan ini merupakan wujud kepedulian profesi advokat terhadap persoalan kemanusiaan yang nyata.
Ia menegaskan bahwa tugas advokat tidak hanya berhenti di ruang sidang, tetapi harus mampu menjawab kebutuhan sosial masyarakat, terutama mereka yang paling rentan.
“Ini bukan hanya tentang soal hukum dan pembelaan, tapi tentang bagaimana profesi advokat bisa memberi kontribusi langsung kepada masyarakat, terutama dalam urusan kemanusiaan,” tegas Paulinus.
Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa kerja sama dengan Yayasan Permata Sari dan RS Dirgahayu mencerminkan komitmen Ferari dalam memperluas makna pelayanan publik, melintasi batasan profesi, dan menjangkau wilayah-wilayah di mana kehadiran advokat sebagai penggerak perubahan sangat dibutuhkan.
“Kami ingin menunjukkan bahwa Ferari hadir tidak hanya dalam ranah hukum, tetapi juga di garda depan dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Setia Budi RS Dirgahayu Samarinda, Sr Clara Saragih menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan upaya kolektif dalam mengembalikan hak dasar anak-anak untuk hidup normal dan diterima sepenuhnya di tengah masyarakat.
“Banyak anak-anak karena kondisi fisik seperti sumbing bibir dan langit-langit membuat mereka minder dan bahkan tidak sekolah karena malu,” ungkap Sr Clara, menggambarkan bagaimana kelainan tersebut sering menjadi beban psikologis berat bagi anak-anak.
Lebih dari sekadar menyembuhkan luka fisik, Sr Clara menekankan bahwa operasi ini merupakan bentuk pemulihan harga diri anak-anak.
“Kami berharap mereka bisa kembali ceria, bisa bergaul dan bersekolah tanpa rasa takut atau minder,” katanya penuh harap.
Pelaksanaan operasi ini direncanakan berlangsung dalam beberapa tahap dengan dukungan tenaga medis profesional yang telah berpengalaman menangani kelainan bawaan pada wajah.
Selain tindakan operasi, para pasien dan keluarganya akan mendapatkan pendampingan psikologis dan konsultasi medis untuk menjamin proses pemulihan berjalan secara menyeluruh.
Antusiasme masyarakat Samarinda atas layanan ini terbilang tinggi.
Sejak pengumuman disebarluaskan, sebanyak 15 calon pasien telah mendaftarkan diri.
Namun setelah proses penyaringan medis, hanya 10 orang yang memenuhi syarat untuk menjalani tindakan operasi.
“Ada 15 orang, tapi setelah dilakukan secreaning untuk mengetahui kondisi kesehatan, maka hanya ada 10 orang yang akan dioperasi,” ujar Endang Sri Sarastri, Ketua Yayasan Permata Sari, yang hadir langsung di lokasi.
Endang juga menyampaikan bahwa salah satu penyebab terjadinya bibir sumbing atau celah langit-langit pada janin berkaitan erat dengan pola asupan gizi ibu hamil, terutama pada masa awal kehamilan.
Ia mengingatkan pentingnya perhatian khusus terhadap kebutuhan nutrisi sejak trimester pertama.
“Jadi, asupan gizi itu kurang diperhatikan. Biasanya saat hamil, ibu sering mengalami mual dan muntah, dan setelah itu tidak berusaha makan kembali. Padahal, pada tiga bulan pertama kehamilan, asupan makanan harus benar-benar diperhatikan,” jelasnya.
Menurutnya, asupan gizi yang optimal sangat menentukan proses pembentukan organ-organ vital pada janin.
Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka risiko kelainan bawaan seperti bibir sumbing akan meningkat.
Sejak tahun 2000, Yayasan Permata Sari telah menjangkau puluhan daerah di seluruh Indonesia dalam memberikan layanan operasi bibir sumbing dan celah langit-langit secara gratis.
Walaupun jumlah penderita terus menurun dari tahun ke tahun, komitmen yayasan ini untuk terus hadir bagi masyarakat yang membutuhkan tetap tak tergoyahkan.

 
		 
