SAMARINDA : Dinas Kesehatan Kalimantan Timur (Dinkes Kaltim) mengintensifkan pemeriksaan Tuberkulosis (TB) ke sejumlah wilayah.
Setelah empat wilayah rampung, pemeriksaan TB oleh Dinkes Kaltim akan kembali dijalankan di Kutai Timur (Kutim) pada pertengahan April mendatang.
“April tanggal 14 sampai 30, rencana untuk lima wilayah. Yang empat lainnya sudah, tinggal Kutim (yang belum) karena bulan puasa. Kalau warga disuruh keluarkan dahak kan kurang nyaman,” ujar Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Kaltim Ivan Hariyadi, Senin, 24 Maret 2025.
Empat wilayah yang sudah sudah dilakukan pemeriksaan TB oleh Dinkes Kaltim di antaranya Kota Samarinda, Balikpapan, Kabupaten Paser dan Kutai Kartanegara (Kukar).
“Pemeriksaan dilakukan di 20 puskesmas, per puskesmas itu 150 targetnya. Jadi di Paser, kami sudah memeriksa 3.000 orang, di Kukar 3.000, di Samarinda 3.000 dan di Balikpapan 3.000,” jelas Ivan.
Khusus Kutim, lanjutnya, akan ada dua tim yang akan diterjunkan. Keterlibatan tim itu berbeda dengan di Paser yang hanya ada satu tim pada awal Januari lalu. Kemudian, satu di Paser dan satu di Kukar.
Demikian halnya di Balikpapan dan Samarinda yang menerjunkan satu tim pada awal Februari lalu.
“Kalau tim masing-masing 20 hari 20 hari ya. Nah, Kutim dua tim supaya cepat. Tinggal satu kabupaten jadi 10 hari 10 hari. Kejar target sebelum akhir April sudah selesai,” ungkapnya.
Ivan menjelaskan, secara keseluruhan ditemukan 12.300 orang di Kaltim yang terkena TB. Sementara, diperkirakan ada 21.600 yang terjangkit TB pada tahun 2024. Dengan demikian, sasaran pemeriksaan masih kurang 9.300 orang.
“Kalau estimasi penderita TB yang jelas di daerah padat penduduk, misal Samarinda dan Balikpapan,” terangnya.
Angka TB Samarinda di tahun 2024 sendiri terbilang cukup tinggi yakni mencapai 80 persen dari target, dimana target sebanyak 4.779 dan ditemukan 3.847.
Terkait anggaran, Ivan mengaku untuk pemeriksaan satu wilayah sebanyak 3.000 orang membutuhkan dana sekitar Rp500 juta. “Tapi anggarannya dari pusat, dari kementerian. Belum pakai APBD,” ujarnya.
Ia menambahkan, untuk lima wilayah lainnya yakni Bontang, Penajam Paser Utara, Mahakam Ulu (Mahulu), Kutai Barat (Kubar) dan Berau masih melihat pendanaan sehingga masih dalam perencanaan.