
KUKAR : Upaya Kabupaten Kutai Kartanegara dalam mengikis angka stunting di wilayahnya menunjukkan hasil yang positif.
Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, angka stunting di Kukar menunjukkan tren penurunan yang cukup signifikan.
Pada tahun 2016 prevalensi stunting mencapai 36,1 persen. Angka itu berhasil ditekan menjadi hingga 17,6 persen pada tahun di 202. Kemudian, pada tahun 2024 menjadi 14 persen dan pada 2025 masih berada pada angka yang sama.
Meski secara garis besar mengalami penurunan, angka stunting di Kukar sempat mengalami flutuasi. Setelah menurun dari 36,1 persen (2016) menjadi 30,9 persen (2017), kasus stunting justru naik kembali pada 2018 menjadi 32,3 persen.
Kemudian, baru pada 2021, penurunan signifikan terjadi dengan angka 26,4 persen, sebelum kembali naik tipis di 2022 (27,1 persen). Lalu, turun tajam ke 17,6 persen pada 2023, dan 14 persen pada 2024.
Kondisi ini menunjukkan bahwa pengentasan stunting bukan sekadar soal menekan angka. Tetapi, juga memastikan keberlanjutan program agar tidak terjadi kenaikan kembali.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kukar Kusnandar menegaskan bahwa stunting masih menjadi fokus utama pemerintah daerah.
Salah satu strategi utama yang diterapkan adalah program pemberian makanan tambahan (PMT). Menurutnya, kesadaran masyarakat terhadap pemenuhan gizi masih perlu ditingkatkan.
“Jangan sampai bayi lahir sudah dalam kondisi stunting. Makanya, sejak remaja putri harus diperhatikan asupan gizinya, diberikan vitamin tambah darah, dan makanan sehat,” jelas Kusnandar, Kamis, 27 Maret 2025.
“Karena saat hamil, asupan makanan bukan hanya untuk ibu, tapi juga untuk janinnya,” lanjutnya.
Selain itu, di tingkat desa, Kusnandar menekankan pentingnya meningkatkan peran posyandu. Dengan mengoptimalkan layanan kesehatan berbasis masyarakat, deteksi dini terhadap anak yang berisiko stunting dapat dilakukan lebih cepat dan efektif.
“Di desa-desa ada posyandu. Manfaatkan fasilitas-fasilitas itu, supaya kalau terjadi apa-apa bisa ditangani segera, bisa kita berikan formula tambahan,” tambahnya.
Dengan strategi berlapis, Kukar optimis angka stunting bisa ditekan lebih banyak. Namun, mempertahankan tren positif ini tetap menjadi tantangan utama.
Tanpa pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan, lonjakan angka stunting seperti yang pernah terjadi di tahun-tahun sebelumnya bisa terulang kembali. (Adv)