SAMARINDA: Ratusan driver ojek online (ojol) dan taksi online dari berbagai aplikasi seperti Gojek, Grab, Maxim hingga ShopeeFood memadati kawasan Teras Samarinda, depan Kantor Gubernur Kaltim, Minggu, 31 Agustus 2025 malam.
Mereka datang untuk mengikuti aksi damai dan doa bersama mengenang Affan Kurniawan, driver ojol yang meninggal dunia akibat terlindas kendaraan taktis Brimob saat tragedi aksi di Jakarta, 28 Agustus lalu.

Suasana haru terasa sejak awal acara. Ratusan lilin dinyalakan berjejer di lantai, membentuk cahaya yang hangat di tengah malam.
Di antara lilin-lilin itu, terpajang foto Affan dengan karangan bunga, jaket ojol, dan helm yang diletakkan sebagai simbol penghormatan terakhir.
Di sisi kiri dan kanan peserta aksi, terbentang spanduk bertuliskan tegas:
“Tolong Jangan Lindas Kami Lagi Ya Pak Polisi!!!” dan “Usut & Hukum Pelaku Seberat-beratnya!!!”
Ivan Jaya, Ketua Umum Bubuhan Driver Gojek Samarinda (Budgos), dalam orasinya menegaskan bahwa aksi ini murni sebagai bentuk solidaritas dan penghormatan bagi rekan seprofesi.
“Affan sama seperti kita, mencari nafkah di jalanan. Bedanya, dia harus meregang nyawa di tengah situasi Jakarta yang kacau. Malam ini kita hadir untuk mendoakan almarhum, mendukung rekan kita yang luka, dan menuntut keadilan agar kasus ini diusut tuntas,” tegas Ivan.
Selain Affan, Ivan menyebut masih ada beberapa driver ojol lain yang turut menjadi korban di berbagai daerah.
Muhammad Amiruddin, misalnya, dipukul dan diinjak hingga kini dirawat intensif di Jakarta.
Seorang driver lainnya tertembak peluru karet tepat di dahi saat mengantar orderan.
Bahkan di Makassar, seorang driver bernama Rusdamdiansyah meninggal setelah dipukuli massa karena dikira intel saat demo berlangsung.
“Orang-orang itu mungkin tak kita kenal secara pribadi, tapi mereka tetap saudara kita karena satu profesi, satu atribut. Mereka layak disebut Pahlawan Ojol Indonesia,” tambah Ivan.
Aksi damai ini berlangsung khidmat. Para driver duduk melingkar, sebagian terisak saat doa bersama dipanjatkan.
Orasi silih berganti disampaikan, namun tetap dalam suasana tertib.
Sesekali terdengar pekikan “Usut tuntas! Hukum seberat-beratnya!” dari peserta aksi yang disambut tepuk tangan solidaritas.
“Kami ingin kasus hukum terhadap tujuh oknum Brimob yang disebut terlibat dihukum tegas, transparan, dan adil. Nyawa manusia jauh lebih berharga dari apapun,” pungkas Ivan.
Aksi damai ini ditutup dengan doa bersama lintas agama.
Lilin-lilin tetap menyala hingga larut malam, seolah menjadi simbol perlawanan damai sekaligus harapan agar tragedi serupa tak pernah lagi menimpa para pejuang jalanan berbaju hijau dan kuning itu.