SAMARINDA: Suasana demo Aliansi Mahakam di depan Gedung DPRD Kaltim, Senin, 1 September 2025, memanas.
Orasi yang silih berganti dengan kritik tajam dan sindiran sarkastik berulang kali mengundang riuh tepuk tangan massa, namun di sisi lain juga memicu ketegangan dengan aparat yang berjaga.
Dari pantauan di lapangan, massa tidak hanya menyuarakan 11 tuntutan, mulai dari penolakan RUU KUHAP hingga isu kesejahteraan rakyat, tetapi juga menyampaikan keresahan sehari-hari.
Bahkan ada orasi yang menyinggung keluhan emak-emak tentang anaknya yang belum mendapatkan MBG (Makan Bergizi Gratis), hingga kritik keras terhadap keterlibatan TNI dalam pengamanan sipil.
“Tugas tentara menjaga perbatasan, bukan menghadang mahasiswa!” teriak salah satu orator dari atas mobil komando, disambut sorakan massa.
Ketegangan meningkat saat beberapa oknum massa mulai melemparkan botol plastik, hingga batu kecil ke arah aparat di balik pagar DPRD.
Lemparan itu berpotensi mengenai barisan depan mahasiswa yang duduk berjejer sambil mengibarkan bendera. Aparat tetap menahan diri, sementara korlap berulang kali mengingatkan massa agar tidak terprovokasi.
Di tengah memanasnya situasi, seorang pemuda tiba-tiba diamankan oleh tim keamanan internal demonstrasi.
Pemuda tersebut diduga melempar benda ke arah massa sendiri sehingga dianggap sebagai provokator.
Saat dimintai identitas, pemuda itu mengaku sebagai warga Karang Asam namun tidak membawa kartu identitas dengan alasan tertinggal di rumah.
Untuk menghindari kericuhan lebih lanjut, ia kemudian dipisahkan dari kerumunan dan dilarang mengikuti aksi hingga selesai.
Meski sempat ricuh, orasi tetap berlanjut. Dari atas mobil bak terbuka, para mahasiswa bergantian menyuarakan isu ekologis, korupsi, hingga kebijakan yang dinilai tidak berpihak kepada rakyat. Suara toa bersahutan dengan yel-yel massa, sementara spanduk bertuliskan kritik terhadap DPR dan pemerintah terentang di sekitar pagar DPRD.
Menjelang sore, kondisi aksi relatif terkendali meski aparat keamanan tetap bersiaga penuh. Raut wajah tegang mahasiswa di barisan depan bercampur dengan semangat solidaritas yang membara.