SAMARINDA: Kabar baik bagi masyarakat Kalimantan Timur (Kaltim), Gubernur, Rudy Mas’ud, mengungkapkan rencana pembukaan rute penerbangan internasional langsung dari Bandara APT Pranoto Samarinda ke Kuala Lumpur, Malaysia, yang ditargetkan mulai beroperasi tahun ini.

Hal ini disampaikan Rudy saat membuka Forum Jasa Konstruksi Kaltim 2025 di Pendopo Odah Etam, Rabu, 3 September 2025.
Ia menyebut pembukaan jalur ini sebagai langkah strategis untuk memperkuat konektivitas Kaltim dengan dunia internasional, sekaligus mendukung posisi Samarinda sebagai gerbang Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Insya Allah bulan sembilan ini atau paling lambat akhir tahun, juga tidak ada halangan, penerbangan baru dari Samarinda menuju Kuala Lumpur akan dibuka. Ini bagian dari upaya kita memperkuat konektivitas internasional Kaltim, baik untuk perdagangan, pariwisata, maupun investasi,” ujar Rudy.
Menurut Rudy, jalur penerbangan langsung ini akan mempermudah mobilitas warga Kaltim yang selama ini harus terbang melalui Balikpapan untuk menuju luar negeri.
Selain itu, jalur ini juga diharapkan menjadi pintu masuk wisatawan mancanegara ke Samarinda dan kawasan sekitar.
“Dengan adanya penerbangan langsung, wisatawan bisa lebih mudah datang menikmati potensi wisata kita. Sekaligus mempermudah pelaku usaha dan investor untuk menjalin kerja sama dengan daerah,” tambahnya.
Rencana pembukaan jalur penerbangan internasional ini juga sejalan dengan proyek pembangunan infrastruktur konektivitas di Kaltim.
Pemerintah provinsi tengah mempercepat pembangunan jalan dan jembatan yang menghubungkan berbagai daerah, termasuk akses ke Bandara APT Pranoto.
“Konektivitas darat dan udara harus berjalan beriringan. Infrastruktur offline seperti jalan dan jembatan harus bagus, agar infrastruktur online dan ekonomi digital kita juga bergerak,” jelas Rudy.
Rencana ini disambut positif pelaku usaha dan masyarakat. Dengan jalur langsung ke Kuala Lumpur, biaya dan waktu perjalanan dipastikan lebih efisien.
Jalur ini juga berpotensi membuka peluang ekspor produk lokal Kaltim, terutama hasil perkebunan dan perikanan, ke pasar internasional.
“Ini langkah maju untuk Samarinda agar lebih terbuka secara global, sekaligus mendukung kesiapan kita menuju generasi emas 2045,” pungkas Rudy.