SAMARINDA: Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) terus memperkuat upaya menekan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang masih menjadi ancaman kesehatan masyarakat di daerah endemis.
Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Jaya Mualimin, menyebut strategi utama mencakup sosialisasi, pemberantasan sarang nyamuk (PSN), vaksinasi, peningkatan layanan kesehatan, serta sinergi lintas sektor.
“PSN itu berkaitan dengan membereskan semua sampah yang berserakan, menjaga kerapian lingkungan agar sehat dan higienis,” ujarnya.
Kampanye PSN dipadukan dengan gerakan 3M: menguras, menutup, dan mengubur barang-barang yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Selain itu, Dinkes Kaltim menyiapkan vaksin DBD untuk anak-anak.
Meski belum menjadi program nasional, vaksin ini ditawarkan di klinik maupun rumah sakit yang menyediakan layanan.
“Kami juga menyiapkan vaksin untuk anak-anak sekolah karena banyak kasus kematian berawal dari lingkungan sekolah,” jelas Jaya. Tahun ini, 3.000 dosis vaksin sudah dialokasikan untuk Kukar, Samarinda, dan Balikpapan.
Upaya lain adalah peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam menangani pasien DBD agar tidak ada lagi kasus pasien yang dipulangkan dari fasilitas kesehatan pertama tanpa penanganan tuntas.
“Kalau sudah diketahui DBD harus dilakukan pengobatan komprehensif. Jangan sampai pasien pulang lalu mengalami kekurangan plasma. Itu tidak boleh terjadi lagi,” tegasnya.
Dinkes juga menggandeng Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Dinas Pendidikan untuk menjaga kebersihan sekolah.
Jaya menekankan, lingkungan sekolah rentan karena nyamuk Aedes aegypti aktif menggigit di pagi hingga siang hari, saat anak-anak berada di kelas.
Masa inkubasi virus setelah gigitan berlangsung 2–7 hari sebelum gejala demam muncul.
Selain langkah daerah, Kaltim juga menjadi lokasi proyek nasional inovasi Wolbachia di Kota Bontang, yang tengah dievaluasi efektivitasnya dalam menekan populasi nyamuk penyebar DBD.
“Kami terus berusaha agar semua stakeholder bergerak bersama. Lingkungan sehat, layanan kesehatan sigap, ditambah vaksinasi, diharapkan bisa menekan kasus DBD di Kaltim,” pungkas Jaya.
