SAMARINDA: Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menyiapkan anggaran sebesar Rp16,8 miliar untuk memperkuat layanan kesehatan di RSUD Abdoel Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda.

Dana tersebut dialokasikan guna memastikan lima dokter spesialis utama siap siaga 24 jam penuh setiap hari.
Langkah ini menjadi gebrakan baru Dinkes Kaltim dalam mengakhiri praktik dokter on call atau panggilan, yang selama ini dinilai memperlambat penanganan pasien, terutama dalam kondisi gawat darurat.
“Sementara ini masih on call. Kalau on call ditelepon juga susah, akhirnya nunggu. Seolah-olah tidak dilakukan penanganan,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Jaya Mualimin, Sabtu, 1 November 2025.
Sebagai solusi, Dinkes Kaltim mulai menerapkan sistem dokter spesialis siaga penuh di rumah sakit selama 24 jam, agar layanan medis kritis bisa segera ditangani tanpa harus menunggu kedatangan dokter dari luar.
“Idealnya di rumah sakit kelas A ini ada lima dokter spesialis yang standby, yaitu spesialis anak, penyakit dalam, bedah, kebidanan, dan anestesi,” jelas Jaya.
Namun saat ini, baru dokter spesialis anestesi yang sudah siaga penuh. Empat lainnya masih dalam tahap penyesuaian dan rekrutmen.
“Sekarang yang standby baru anestesi saja. Padahal keempat bidang lain itu juga penting dan tidak bisa ditunda. Untuk anak, penyakit dalam, bedah, dan kebidanan harus ada semua,” tambahnya.
Jaya menyebut, anggaran Rp16,8 miliar sudah disiapkan untuk mendukung implementasi program ini, termasuk insentif bagi dokter yang bertugas.
“Kalau dihitung, satu dokter spesialis 24 jam bisa menerima sekitar Rp25 juta per bulan. Jadi lima dokter cukup dengan anggaran yang sudah kita sediakan,” ujarnya.
Program dokter siaga 24 jam ini sudah mulai dijalankan dan mendapat persetujuan dari Gubernur Kaltim, Rudy Mas’ud.
“Sudah dimulai. Di sini sudah ada dokter bedah yang standby, dan yang lainnya segera menyusul. Pak Gubernur juga sudah tanda tangan persetujuan untuk pelaksanaannya,” pungkasnya.
