Bontang – Angka stunting Kota Bontang mengalami peningkatan 0,67 dari 19,6 persen di tahun 2021
berdasarkan data hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) per juli 2022.
Wakil Wali Kota Bontang Najirah mengatakan tingginya angka stunting Bontang dikarenakan meningkatnya angka pernikahan dini.
“Stunting cukup tinggi karena kurang siapnya pasangan suami-istri di bawah umur mengenai asupan gizi yang cukup semasa kehamilan,” kata Najirah Rabu (14/9/2022).
Oleh sebab itu dalam menekan angka stunting trus mencari strategi agar keluar dari persoalan tersebut, salah satunya dengan memberikan sosialisasi kepada masyarakat akan efek dari pernikahan dini.
“Kita terus memberikan sosialisasi kepada masyarakat akan dampak dari pernikahan dini. Untuk yang sudah terlanjur menikah bagaimana cara untuk bisa mencukupi kebutuhan gizi ibu hamil,” tuturnya.
Dirinya berharap melalui upaya tersebut, kasus stunting bisa ditekan sebab pemerintah pusat sudah menargetkan di tahun 2024 seluruh daerah angka stunting hanya 14 persen.
“Kita harap perusahan bisa sinergi dengan pemerintah sebab sisa dua tahun lagi. Mudah-mudahan Bontang bisa mengejar target nasional penurunan stunting,” ucapnya.
Untuk diketahui, karena ada kenaikan 0.67 persen dari 19,6 persen di tahun 2019 maka angka stunting Bontang saat ini mencapai 20,21 persen.