
SAMARINDA : Menyelesaikan permasalahan stunting tidaklah mudah dan bukan hanya tugas Dinas Kesehatan (Dinkes). Persoalan ini memerlukan kolaborasi berbagai pihak untuk menanganinya, termasuk masyarakat itu sendiri.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kutai Kartanegara (Plt Kadinkes Kukar) Kusnandar mengingatkan para remaja putri yang telah mengalami menstruasi untuk memeriksakan kadar Hemoglobin (Hb)-nya.
“Remaja putri calon ibu ini kalo Hb-nya rendah cepat minum tablet penambah darah Sangabion atau Fe ke puskesmas,” ujarnya di ruang rapat Lantai I Bappeda Kukar, Jalan Robert Wolter Monginsidi, Rabu, 12 Maret 2025.
Ia menjelaskan, remaja putri rutin mengeluarkan darah setiap bulan yang berarti kadar Hb di darah bisa turun. Hb tersebut berperan mengikat oksigen ke otak.
“Kalau mobilnya yang bawa oksigen ke otak terganggu, otaknya gak dapat oksigen. Otak kan pusat perintah, kalau oksigennya gak sampai ke otak otak berarti terganggu semua,” terangnya.
“Kalau untuk ibunya saja Hb-nya rendah, bagaimana nutrisi untuk anaknya. Di situlah permasalahnya,” sambungnya.
Oleh sebab itu, jika mengharapkan buah hati sehat maka ibunya terlebih dahulu harus sehat. Ia menambahkan, stunting adalah kelainan gizi kronis.
“Kalau saya stunting, biar sampai dewasa ya tetap stunting. Tapi prevalensinya turun karena pembaginya balita yang diukur tinggi dan diharapkan bayi yang baru lahir tidak mengalami masalah gizi,” pungkasnya. (Adv)