
SAMARINDA: Kebakaran yang terjadi di PT Smelter Nikel Kalimantan Timur (Kaltim) menyebabkan dua tenaga asing tewas.
Menurut Anggota Komisi I DPRD Kaltim M. Udin, kejadian ini memicu keprihatinan mendalam terhadap sistem keamanan di perusahaan tersebut.
“Kita meminta pemerintah untuk segera mengevalusi bagaimana sistem keamanan perusahaan tersebut, mengingat potensi bahaya jika insiden serupa terulang,” ucapnya saat ditemui usai Rapar Paripurna ke-38 DPRD Kaltim, Senin (16/10/2023).
Udin menyoroti bahwa meskipun perusahaan ini telah menyediakan peralatan pemadam kebakaran dan safety sebelumnya.
Namun dengan adanya kejadian ini menunjukkan bahwa sistem keamanan mereka masih belum memadai.
Lebih lanjut, ia mengingatkan pentingnya keselamatan kerja yang lebih baik untuk mencegah tragedi serupa di masa depan.
“Kami berharap ini yang terakhir kali, juga jadi catatan evalusi bagi DPRD maupun pemerintah untuk turun langsung ke lapangan mengecek sistem keamanan termasuk sistem keselamatan di perusahaan tersebut,” harapnya.
Selain itu, Udin menekankan pentingnya meninjau ulang Amdal (analisa dampak lingkungan) perusahaan tersebut dan memastikan kesesuaiannya dengan pembangunan yang telah terjadi.
Ia juga mendesak penjabat (PJ) gubernur untuk turun langsung memeriksa lokasi perusahaan, menghindari potensi risiko terhadap pemukiman yang berdekatan.
Politisi Partai Golkar tersebut juga menyoroti pemaksaan operasional perusahaan meskipun infrastruktur dan safety belum memadai.
Udin menyatakan perlunya penyelidikan menyeluruh terhadap kebakaran tersebut, sambil menekankan perlunya evaluasi tentang perizinan, Amdal, dan keselamatan di perusahaan ini, serta dampaknya pada pemukiman sekitarnya.
“Kami meminta kita semua mengusut tuntas kebakaran tersebut,” ucapnya.
“Keprihatinan utamanya mencegah pertumbuhan perusahaan yang membawa dampak negatif pada masyarakat setempat,” tandas Udin. (*)
