JAKARTA: Dalam upaya memperkuat hubungan bilateral Indonesia–Inggris, sekaligus menindaklanjuti kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Inggris pada November 2024, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menerima kunjungan Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor-Leste, Dominic Jermey, di kantor Kemenko Perekonomian.
Pertemuan ini membahas sejumlah isu strategis global, termasuk tantangan yang timbul akibat kenaikan tarif perdagangan dan tren proteksionisme, yang berpotensi mengganggu kelancaran rantai pasok dan stabilitas perdagangan internasional.
Pertemuan ini juga merupakan bagian dari implementasi Indonesia–UK Economic Growth Partnership (EGP), kerangka kerja sama ekonomi baru yang disepakati oleh Presiden Prabowo dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dalam peringatan 75 tahun hubungan diplomatik kedua negara.
Pemerintah Indonesia menyampaikan harapan agar Inggris, sebagai anggota Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), terus memberikan dukungan terhadap proses aksesi Indonesia ke dalam organisasi tersebut.
“Indonesia direncanakan akan menyampaikan dokumen Initial Memorandum (IM) pada awal Juni 2025, bertepatan dengan OECD Ministerial Council Meeting,” jelas Airlangga.
Sementara itu, Dubes Dominic Jermey juga menyampaikan apresiasi atas komitmen Indonesia terhadap integrasi ekonomi kawasan, termasuk dukungan terhadap proses aksesi Indonesia ke Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP).
“Ini dipandang sebagai komitmen kuat dan progresif dari Indonesia terhadap integrasi ekonomi kawasan,” terang Dubes Jermey.
Dubes Jermey menginformasikan bahwa Inggris akan meluncurkan UK Industrial Strategy pada Juni mendatang.
Strategi ini menjadi prioritas pemerintahan PM Keir Starmer dan akan memuat isu-isu strategis seperti energi, penurunan harga energi, serta penguatan sektor industri nasional.
Dalam kesempatan tersebut, kedua pihak juga membahas kerja sama di bidang pendidikan, termasuk pengembangan Kampus King’s College London (KCL) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari, Jawa Timur.
Langkah ini diharapkan dapat mendukung peningkatan kualitas pendidikan tinggi dan memperkuat kompetensi tenaga kerja di berbagai sektor.
”Indonesia mengundang Inggris untuk berpartisipasi dalam pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di sektor kesehatan Sebagai bagian dari upaya memperkuat kerja sama investasi, dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan nasional. Saat ini, Indonesia memiliki dua KEK kesehatan yang berlokasi di Sanur dan Batam,” pungkas Menko Airlangga.
