SAMARINDA: Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kalimantan Timur (Kaltim), Muhammad Faisal mengungkapkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim menargetkan 841 desa tercover internet gratis hingga Desember 2025.
Ratusan desa yang menjadi target pemasangan internet gratis tersebar di seluruh kabupaten dan kota se-Kaltim.
“Untuk tahun 2025, di anggaran murni ini target kami 716 desa dan nanti di anggaran perubahan 125 desa. Anggarannya kalau di murni ini kisaran Rp8 miliar,” ungkapnya saat ditemui di ruang kerjanya di Kantor Diskominfo Kaltim, Jalan Basuki Rahmat Samarinda, Senin, 19 Mei 2025.
Ia menegaskan, diperlukan waktu dan bertahap bagi masyarakat di desa untuk dapat menikmati internet gratis, karena harus dilakukan proses pemasangan melalui 3 saluran.
“Kita pakai fiber optic, karena itulah yang paling kuat, paling stabil dan murah. Setelah itu baru kita gunakan wireless radio, mungkin kita pakai orbitnya Telkomsel. Kalau sudah tidak bisa semuanya baru kita gunakan starlink. Itu untuk beberapa titik yang memang kabel tidak bisa dan radio juga gak bisa,” paparnya.
Faisal menyebut, pada Kamis, 15 Mei 2025, lalu Pemprov Kaltim sudah melakukan MoU dengan pemerintah kabupaten dan kota untuk bersama-sama mengawasi dan membantu pelaksanaan internet gratis ini.
“Di Juni ini target saya sekitar 300-400 desa. Juli 400-500, Agustus begitu setiap bulan,” ucapnya.
Ia menerangkan, internet gratis yang diberikan adalah satu titik di satu desa yang mengutamakan pelayanan publik seperti kantor desa.
“Kalau kantor desanya sudah ada, titik ini kita larikan ke Puskesmas pembantu (kesehatan). Kalau sudah ada juga, kita larikan ke sekolah (pendidikan). Kalau ini juga sudah ada baru kami rencananya masuk ke satu titik yang kita sebut creative hub village,” terangnya.
“Jadi ada satu tempat yang kita kasih akses internet bisa digunakan oleh warganya untuk peningkatan digitalisasi masyarakat di sana atau wifi di titik mana yang disepakati di desa,” sambungnya.
Ia menambahkan, blank spot dan internet gratis adalah dua hal berbeda, karena blankspot larinya ke telekomunikasi.
Pos dan telekomunikasi, lanjutnya, sudah ditarik kewenangannya ke pusat.
“Data memang mungkin 20 sampai 25 persen daerah blankspot di Kaltim. Itu ditangani Kementerian Kominfo. Nanti kami mau jumpa pers akhir bulan kali ya, sekaligus menjelaskan beberapa hal yang masih orang belum paham,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, rencananya program ini akan diluncurkan pertama kali pada Juni 2025 mendatang di empat desa di Pulau Maratu sebagai langkah percontohan.
Peluncurannya pun diharapkan bisa bertepatan dengan penyelenggaraan Maratua Jazz Festival.
“Kami memilih Maratua karena masyarakat di sana sangat antusias dengan konsep creative craft. Kita siapkan satu titik internet publik yang bisa dimanfaatkan bersama,” ucap Faisal.
Faisal menambahkan, program ini menjadi bagian dari visi besar Kalimantan Timur dalam mendorong transformasi digital hingga ke tingkat desa, demi menciptakan masyarakat yang terhubung, produktif, dan inovatif di era digital. (Adv/Diskominfokaltim)
Editor : Emmi