

KUTIM: Bupati Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman, mengumumkan peningkatan signifikan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kutai Timur tahun 2024, yang mencapai Rp9,148 triliun.
Peningkatan ini diakui sebagai hasil dari pertimbangan matang terhadap kondisi dan situasi saat ini, dengan sumbangan pendapatan dari berbagai sumber daerah.
“Estimasi pendapatan daerah awalnya sekitar Rp8.561.231.243.112, kini mengalami penambahan menjadi Rp9.148.766.924.112,” ungkap Bupati Ardiansyah Sulaiman.
Hal itu disampaikan saat menyampaikan nota penjelasan rancangan Peraturan Daerah (Perda) tentang APBD Kutim Tahun 2024 kepada DPRD Kutai Timur, Rabu (8/11/2023).
Peningkatan pendapatan ini, menurut bupati terutama berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang melonjak secara signifikan.
“Penambahan tersebut, pertama bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang meningkat dari Rp245.256.666.302 menjadi Rp754.108.643.802, atau bertambah sekitar Rp508,851 miliar,” jelasnya.
Selain itu, terlihat peningkatan dalam transfer pusat ke daerah yang meningkat dari Rp7,753 triliun menjadi Rp8,394 triliun, menandakan pertumbuhan sebesar Rp600,872 miliar.
Meskipun proyeksi lain-lain pendapatan daerah masih belum pasti, peningkatan ini sebagian besar disebabkan oleh perpindahan profit sharing, penambahan dari negara, Pendapatan dari dana hasil sawit, dan pendapatan daerah dari bagi hasil pusat ke daerah.
“Peningkatan ini memberikan harapan baru bagi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di Kutai Timur,” katanya.
“Dengan APBD yang lebih besar, pemerintah daerah dapat memprioritaskan pembangunan yang akan memberikan manfaat nyata bagi penduduk setempat,” paparnya.
Bupati Sulaiman menekankan bahwa nota keuangan dan lampirannya bukan sekadar dokumen formal, melainkan merupakan instrumen esensial dalam mewujudkan amanat rakyat, memberikan pelayanan khusus, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat untuk mencapai tujuan pembangunan.
Peningkatan ini menciptakan peluang baru bagi Kutai Timur untuk melanjutkan proyek-proyek pembangunan yang telah dijanjikan dan memberikan dorongan positif bagi ekonomi lokal.
Harapannya, dengan anggaran yang lebih besar, Kutai Timur dapat menjadi model keberhasilan pembangunan regional yang berkelanjutan. (*)