BALIKPAPAN: Menteri Perdagangan (Mendag) RI Budi Santoso mengungkapkan pihaknya mendorong usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Kalimantan Timur (Kaltim) menembus pasar dunia.
Ia menjelaskan, dengan hadirnya Export Center Balikpapan, Kementerian Perdagangan akan membantu mencarikan pasar di luar negeri melalui perwakilan dagang di sejumlah negara di dunia.
Selanjutnya, mereka akan membantu mempertemukan para pelaku UMKM dengan para calon pembeli di luar negeri.
Ia mengaku, program UMKM Bisa Ekspor ini sudah dimulai sejak Januari 2025 lalu dengan Export Center yang sudah ada di Surabaya, Makassar dan Batam.
Sejak Januari hingga Juli itu, tidak kurang 700-800 fasilitasi dilakukan antara UMKM dan buyer dalam business matching.
“Nilai transaksi bahkan sudah mencapai USD90 juta atau sekitar Rp1,4 triliun. Padahal sebelumnya mereka tidak pernah ekspor, tidak pernah juga ketemu,” ujarnya saat meresmikan Export Center Balikpapan di Galeri UMKM Balikpapan, Jumat, 1 Juli 2025.
Ia menyebut, Kementerian Perdagangan akan terus memberi pendampingan.
Mulai dari penyiapan awal membuat produk berkualitas, kemasan yang menarik, sampai business matching hingga proses transaksi.
“Kita akan bantu UMKM Kaltim dari Export Center Balikpapan ini. Kita ingin UMKM kita juga bisa ekspor,” tegasnya.
Budi mengatakan, para buyer bisa memberikan kepercayaannya sebab pihak Kementerian Perdagangan terus mendampingi.
“Karena belum saling tahu, buyer belum tentu percaya. Tapi UMKM jangan ragu-ragu, karena kita akan terus dampingi,” tuturnya.
Mendag menambahkan, tak hanya UMKM di Balikpapan, Kementerian Perdagangan juga akan menjaring UMKM dari 10 kabupaten dan kota di Kaltim dengan mengirimkan para penyuluh ekspor.
Mereka nantinya akan jemput bola dan terus melakukan pembinaan serta pendampingan dengan catatan syarat ekspor, produk harus berdaya saing.
“Sekali lagi kami terima kasih kepada Kaltim yang telah menyediakan tempat untuk Export Center Balikpapan. Kita akan terus lakukan pembinaan agar produk Kaltim berdaya saing dan bisa diterima konsumen di dunia,” pungkasnya.
Sementara Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud menyampaikan Kaltim akan mengembangkan ekonomi hijau dan ekonomi biru, termasuk dalam rencana ekspor di masa depan sebab Kaltim tidak bisa terus bergantung pada batu bara dan migas.
Harum, sapaan akrabnya memaparkan, dari ekonomi biru Kaltim punya rumput laut, udang, kerang, ikan dan lainnya yang mana semua potensial untuk diekspor.
Sementara di ekonomi hijau, lahan Kaltim masih sangat luas. Perkebunan sawit 3 juta hektare dengan luasan yang sudah ditanam baru sekitar 1,47 hektare. Banyak produk turunan yang bisa diekspor dari perkebunan sawit ini.
“Karena itu, kami perlu advice dari Menteri Perdagangan,” katanya.
Ada pula potensi ekspor dari ekonomi hijau lainnya yakni cokelat atau kakao yang bisa subur ditanam di Berau, Kutai Timur dan Kutai Barat. Potensi lainnya, karet, pisang kepok dan keratom.
Keratom banyak tumbuh di sekitar Kutai Kartanegara.
Selama ini, hasil keratom diekspor justru dari Kalimantan Barat.
“Sekarang kita sudah punya Export Center Balikpapan, kenapa tidak kita ekspor dari sini saja,” tanyanya.
Politisi Partai Golkar itu menginginkan Kaltim melangkah lebih maju dan UMKM semua bisa naik kelas, baik di Kaltim maupun regional Kalimantan.
“Jadi banyak sekali potensi kita Pak Menteri. Mudah-mudahan dengan arahan Pak Menteri, UMKM Kaltim akan lebih maju dan sukses meningkatkan ekspor berkelanjutan,” harapnya.
Sebagai informasi, Export Center Balikpapan berada di lantai 2 Gedung Galeri UMKM milik Pemprov Kaltim di Balikpapan.
Di Export Center Balikpapan, disediakan beberapa ruang konsultasi yakni Ruang Asia, Ruang Afrika dan Ruang Eropa.
Ruang-ruang ini akan memudahkan UMKM berkonsultasi dengan rencana tujuan ekspor mereka.