JAKARTA: Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan digitalisasi di sektor komunikasi beserta dampaknya, merupakan hal yang tidak bisa dihindari.
Menurutnya, saat ini sudah merambah ke seluruh kehidupan masyarakat, diantaranya ekonomi keluarga.
Sehingga diperlukan upaya , untuk meningkatkan daya tahan keluarga, melalui peningkatan literasi keuangan Ibu.
“Kami siap mendukung secara penuh seluruh program yang terkait literasi keuangan khususnya perempuan,” kata Sri Mulyani.
Hal itu disampaikan dalam acara Edukasi Keuangan BUNDAKU dengan tema “Ibu Cerdas Keuangan, Mewujudkan Keluarga Sejahtera”, Selasa (25/6/2024), diselenggarakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Pada sesi Leader’s Insight, Sri Mulyani menyampaikan pentingnya keterlibatan perempuan dalam pengembangan sosial dan ekonomi.
Karenanya, sangat penting pemberdayaan perempuan melalui literasi dan inklusi keuangan dalam konteks pembangunan ekonomi dan sosial serta tantangan dalam peningkatan akses keuangan bagi perempuan demi ketahanan ekonomi keluarga.
Hal tersebut, katanya, menjadikan BUNDAKU (Ibu, Anak, dan Keluarga Cakap Keuangan), sebagai basis bagi kita melebarkan dan memasyarakatkan secara masif program literasi bagi seluruh bangsa dan negara.
Dikatakan, pemberdayaan perempuan diperlukan melalui literasi dan inklusi keuangan dalam konteks pembangunan ekonomi dan sosial serta tantangan dalam peningkatan akses keuangan bagi perempuan.
“Masyarakat perlu untuk bekerja dan maju bersama dengan instrumen apapun yang kita miliki, kita terus promote kemajuan perempuan,” ujarnya.
Menteri Sri Mulyani mengakui perempuan memberikan dampak ke generasi yang akan datang. Karenanya kaum wanita diharapkan bisa menyebarkan seluas dan sebanyak mungkin ilmunya.
Karena ilmu itu seperti cinta, semakin disebar semakin bertambah banyak. Hal ini karena perempuan diberikan akses untuk jadi literate. Akan mampu mencari informasi dari sekolah serta melalui interaksi sosial.
“Sehingga perempuan itu mampu mendidik anaknya dan menciptakan peradaban yang lebih baik, termasuk membangun perekonomian bangsa,” kata Sri Mulyani.
Sementara Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi, berharap program BUNDAKU dapat menjadi gerbang awal bagi para perempuan di Indonesia untuk mencapai puncak tertinggi piramida literasi keuangan.
Menurutnya keterampilan para perempuan dimulai dari kemampuan pengelolaan keuangan rumah tangga serta pemahaman akan karakteristik produk dan layanan jasa keuangan.
Sehingga para perempuan dapat memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan keuangan keluarga.
Acara BUNDAKU ini juga dihadiri Ketua Dewan Pembina Ikatan Istri Pegawai OJK (IIPOJK) Ita Siregar, Ketua Umum IIPOJK Nurmayani Ichsan, narasumber dari berbagai Industri Jasa Keuangan, serta Komunitas IIPOJK, Ladies Bankers, Majelis Taklim, dan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI).(*)