SAMARINDA: Polresta Samarinda menyiapkan 1.100 personel gabungan untuk mengawal aksi penyampaian aspirasi yang direncanakan berlangsung besok 1 September di Gedung DPRD Kaltim menyusul dinamika masyarakat di sejumlah daerah pasca-gejolak pada 28–30 Agustus 2025.
Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Hendri Umar, memastikan seluruh jajaran telah mendapat instruksi untuk melakukan pengamanan dengan pendekatan humanis, tertib, dan tanpa arogansi.
“Pasti akan kami lakukan pengamanan dan pengawalan dengan humanis. Kami pastikan adik-adik kita menyampaikan aspirasi dengan baik. Tidak boleh ada anggota kami yang arogan dan tidak ada tindakan kekerasan,” tegas Hendri saat menghadiri undangan konferensi pers lintas tokoh, suku, agama, dan akademisi di Bagios Kafe, Jalan Basuki Rahmat, Samarinda, Minggu, 31 Agustus 2025.
Menurut Hendri, aparat telah berkoordinasi dengan 73 elemen masyarakat yang akan turun. Pihaknya menekankan bahwa penyampaian pendapat adalah hak asasi, namun tetap harus dilakukan dengan cara yang bermartabat dan sesuai aturan.
“Kami sudah dapat komitmen dari mereka untuk menyampaikan aspirasi dengan cara yang elok dan beretika,” katanya.
Jika aksi berlangsung hingga melewati batas waktu pukul 18.00 WITA, Hendri menyebut aparat akan terlebih dahulu melakukan mediasi sebelum mengambil langkah pembubaran massa.
“Kalaupun terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, penindakan tetap dilakukan sesuai aturan,” tambahnya.
Hendri menegaskan tujuan utama Polresta Samarinda adalah menjaga kota tetap kondusif. Ia menolak anggapan bahwa polisi memiliki kepentingan politik terkait isu tunjangan DPR yang belakangan menjadi sorotan.
“Tidak ada urusan polisi dengan tunjangan DPR. Tugas kami hanya memastikan kegiatan tersebut aman dan lancar,” ucapnya.
Meski jumlah personel terbatas karena sebagian juga harus berjaga di markas, Hendri mengaku bangga dan mengapresiasi sejumlah elemen masyarakat yang turut membantu menjaga ketertiban.
“Kami kesulitan personel karena harus berjaga di mako juga. Tapi kami apresiasi masyarakat yang berkomitmen bantu menjaga situasi tetap aman,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Kapolresta juga mengimbau agar pelajar SMP, SMA, dan SMK tidak dilibatkan dalam aksi. Ia meminta sekolah memastikan kegiatan belajar tetap berjalan normal.
“Pelajar dipastikan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Jangan diajak turun unjuk rasa karena belum saatnya,” tegasnya.
Di akhir keterangannya, Hendri menyampaikan belasungkawa mendalam atas meninggalnya Affan Kurniawan, pengemudi ojek online yang tewas dilindas mobil rantis milik Brimob dalam insiden di Jakarta dua hari lalu. Affan disebut sebagai tulang punggung keluarga yang bekerja keras setiap hari.
“Atas nama jajaran Polresta Samarinda, kami turut berduka cita. Kami doakan almarhum husnul khotimah. Kapolri sudah menegaskan proses hukum terhadap tujuh oknum yang terlibat akan dilakukan secara transparan dan akuntabel. Jika ada unsur pidana, mereka juga akan diproses pidana,” kata Hendri.
Ia menambahkan, Polresta Samarinda akan terus mengawal proses tersebut dan menyampaikannya secara terbuka kepada masyarakat Kaltim.