JAKARTA : Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan sub holding Pertamina Hulu Energi (PHE) berkomitmen memperkuat kolaborasi demi meningkatkan produksi minyak dan gas bumi nasional pada tahun 2024.
Dalam pertemuan yang digelar Jumat (27/09/2024), kedua entitas berdiskusi untuk mendorong program-program Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di bawah PHE agar mencapai target yang telah ditetapkan.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, memberikan arahan langsung dalam pertemuan tersebut, menggarisbawahi pentingnya inovasi dan pendekatan kerja “out of the box” guna mengatasi kendala yang ada.
Dwi juga menekankan pentingnya mempersiapkan pelaksanaan program 2025 agar dapat berjalan lancar mulai Januari tahun depan.
“Kami menyampaikan apresiasi kepada manajemen PHE Group atas fasilitasi pertemuan ini. Untuk itu, kami mengajak semua pihak untuk terbuka, berpikir jernih, dan berkolaborasi dengan semangat result-oriented guna memberikan kontribusi optimal bagi produksi migas nasional,” ujar Dwi.
Lebih lanjut, Dwi menjelaskan bahwa peran Pertamina sangat dominan di sektor hulu migas Indonesia, mengingat perusahaan ini menguasai mayoritas blok migas.
Negara dan SKK Migas sangat bergantung pada agresivitas Pertamina dalam mencapai target lifting minyak dan gas.
“Mungkin perubahan-perubahan regulasi perlu kita lakukan supaya harapan pemerintah bisa terpenuhi, karena capaian lifting migas akan sangat ditentukan oleh kinerja KKKS yang ada di bawah Pertamina,” tambah Dwi.
Dalam pertemuan tersebut, Dwi juga menekankan pentingnya komersialisasi yang tertata dengan baik agar tidak ada gangguan produksi akibat masalah administrasi.
Selain itu, manajemen aset juga menjadi sorotan, dengan Dwi meminta agar aset-aset negara dikelola secara optimal dan dilindungi dengan baik.
“Keberhasilan target pemboran sumur pengembangan yang saat ini ditargetkan bisa direalisasikan sekitar 932 sumur pengembangan di 2024,” katanya.
Terkait pemboran pengembangan kontribusi KKKS dalam lingkup Pertamina sangat besar.
“Ini juga harus menjadi perhatian bagaimana bisa mengejar hingga akhir tahun agar target bisa dicapai,” katanya.
“Terkait kebutuhan fiskal term, kami siap untuk memperjuangkannya”, ungkap Dwi.
Direktur Utama PHE, Chalid Salim, menyampaikan perkembangan dan capaian KKKS dalam SHU PGE.
Untuk aspek drilling dia meyampaikan bahwa saat ini terus melakukan upaya agar bisa mengejar dari aspek kuantitas maupun kualitas.
Chalid juga menginformasikan perkembangan terkait potensi LPG di beberapa blok, seperti PHE ONWJ, Senoro, dan Jambi Merang, serta upaya kemitraan dengan perusahaan Jepang, Japex, dalam pengelolaan CO2 di lapangan Jambi Merang dan Sukowati.
Ia juga menyinggung eksplorasi Enhanced Oil Recovery (EOR) yang sedang dijajaki dengan Sinopec, dengan lima lapangan kandidat terpilih.
“Kerja sama kami dengan SKK Migas sangat baik, terutama dalam hal perbaikan fiskal dan insentif. Kami sangat mengharapkan dukungan lebih lanjut karena ini sangat berpengaruh terhadap proyek-proyek masa depan,” pungkas Chalid.(*)