

SAMARINDA : Wakil Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim) Sri Puji Astuti, menegaskan pentingnya sinergi antarinstansi untuk menghadapi isu stunting dan kemiskinan ekstrem.
“Kami butuh bersilaturahmi karena teman-teman ini belum tahu mitra kerja kita seperti apa, mulai dari program kerjanya, anggarannya, masalah di lapangan, sampai regulasinya,” ujar Sri Puji Astuti di Ruang Rapat Gabungan DPRD Samarinda, Rabu (11/12/2024).
Puji menyoroti bahwa angka stunting di Samarinda masih mencapai 24,4%, sedikit di atas target nasional 24%.
“Sekarang nggak bisa lagi satu bagian satu masalah, tapi keroyokan. Masalah stunting, misalnya, itu harus dilakukan oleh 15 OPD secara bersama-sama,” katanya.
Ia menegaskan bahwa keterbatasan anggaran tidak boleh menjadi alasan untuk abai terhadap target. Pemerintah daerah, bersama dengan pusat, harus bersinergi untuk menekan angka stunting hingga 12%, sesuai visi Wali Kota.
“Target ini adalah cita-cita yang harus kita wujudkan bersama,” tambah Puji.
Selain stunting, DPRD juga menyoroti masalah lain seperti kemiskinan ekstrem, pengangguran, dan tantangan perempuan sebagai kepala keluarga. Namun, menurut Puji, kendala terbesar terletak pada kurangnya data riil dalam perencanaan.
“Kami membutuhkan data-data riil. Biasanya data stunting tahun ini baru dilaporkan tahun depan, jadi kami seperti tidak punya pegangan yang jelas,” tegasnya.
Ia berharap di tahun 2025 mitra kerja dapat lebih transparan terkait program kerja dan tantangan di lapangan. Hal ini penting agar DPRD dapat menjalankan fungsi pengawasan dan evaluasi secara maksimal.
“Support dari kami tentunya langsung mengecek ke lapangan. Kami melihat stunting, kemiskinan, pernikahan dini, dan masalah lainnya. Hal ini menjadi dasar kami untuk memastikan program-program berjalan sesuai rencana,” pungkasnya.(*)
