SAMARINDA: Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Rudy Mas’ud menegaskan ekonomi syariah bukanlah alternatif, melainkan solusi berkelanjutan dalam menghadapi tantangan keuangan sosial.
“Sebagai bagian Visi Kaltim Sukses Menuju Generasi Emas, Pemprov Kaltim terus berkomitmen mendorong sektor unggulan halal dan penguatan literasi ekonomi syariah sebagai fondasi keadilan pemerataan kesejahteraan masyarakat,” kata Staf Ahli Gubernur Bidang III, Arief Murdiyanto.
Hal itu ia sampaikan pada Tabligh Akbar Kaltim Halal Festival (KalaFest) 2025 “Sinergi Ekonomi dan Keuangan Syariah dalam Memperkuat Stabilitas dan Kemandirian Ekonomi Kalimantan Timur” di Islamic Center Samarinda, Sabtu, 24 Mei 2025 malam.
Menurutnya, kegiatan ini tak hanya sarana dakwah karena juga membuka ruang dialog tentang ekonomi dan keuangan syariah sebagai bagian penting dalam membangun kesejahteraan masyarakat.
“Tema ini relevan dengan semangat kita di Kaltim dalam mendorong ekonomi inklusif berbasis keadilan, keberkahan dan kebersamaan,” tuturnya.
Sementara itu, Plt Kepala Perwakilan BI Provinsi Kaltim, Agus Taufik mengajak para jemaah untuk mulai memiliki kesadaran terhadap perencanaan keuangan syariah, termasuk literasi keuangan syariah.
“Wakaf mampu mengurangi kesenjangan ekonomi, maka marilah kita berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat Kaltim melalui wakaf,” ajaknya.
Ribuan jemaah baik laki-laki maupun perempuan tampak ramai memenuhi masjid karena tabligh akbar tersebut menghadirkan pendakwah Husein Ja’far Al Hadar atau yang akrab disapa Habib Ja’far.
Habib Ja’far mengaku tabligh akbar ini bukan kali pertama dirinya diundang oleh BI untuk mengisi dakwah.
Sebelumnya, ia juga diundang BI Balikpapan dan BI Tegal untuk memberikan edukasi tentang literasi keuangan syariah.
“Malam hari ini diundang BI Kaltim untuk juga menyampaikan ceramah di sini. Saya curiga BI ini sudah log in sehingga kepanjangannya bukan Bank Indonesia tapi Bank Islam,” candanya disambut tawa dan aplaus para jemaah.
Ia menyampaikan, Islam mendorong manusia menjadi orang yang sejahtera dan kesejahteraan ekonomi penting dalam Islam sehingga jangan sampai lupa akan urusan dunia.
“Harus kaya karena para nabi dan sahabat nabi mempertontonkan begitu banyak yang menjadi mulia kaya kaya dan membagikan kekayaannya kepada orang lain,” tuturnya.
Ia menekankan, pernyataan bahwa orang Islam harus miskin hanyalah mitos karena sebenarnya Islam mendorong umatnya untuk hidup sederhana.
“Islam mendorong kita memiliki etos kerja dalam kesejahteraan karena kafakiran bisa membuatmu menjadi kafir,” tegasnya.
Ia menambahkan, sesungguhnya di dalam Islam orang yang bekerja tak hanya kaya finansial tetapi juga kaya hatinya agar berdampak sosial.
“Bisnis berorientasi finansial agar kita sejahtera sosial, agar kita bisa membantu orang lain dan berdampak spiritual. Maka itu kita diwajibkan bisnis syariah,” pesannya. (Adv/Diskominfokaltim)
Editor : Emmi