SAMARINDA : Selang beberapa tahun ke belakang momentum Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Samarinda Kalimantan Timur (Kaltim) kerap memiliki minat partisipasi yang cukup rendah.
Melihat gejolak tersebut, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Samarinda menilai ada beberapa faktor partisipasi yang terbilang rendah dan menyebut tahun ini alami peningkatan.
Ketua KPU Kota Firman Hidayat mengatakan bahwa faktor itu terjadi lantaran banyaknya pemilih dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Kota Samarinda yang berada di luar kota saat pemungutan suara pada 27 November.
“Belum lagi adanya Pemungutan Suara Ulang (PSU) di TPS Kelurahan Bugis, yang turut memengaruhi partisipasi. Sebelum PSU, jumlah pemilih yang hadir mencapai 416, tetapi saat PSU hanya 126 orang,” jelasnya belum lama ini.
Firman Hidayat melanjutkan, saat ini Kota Tepian cukup memperlihatkan peningkatan partisipasi mencapai 59,9 persen, naik 8 persen dari Pilkada 2020 yang hanya mencapai 51,8 persen.
“Artinya ada perubahan, partisipasi Samarinda tahun ini ada kenaikan 8 persen dari Pilkada sebelumnya,” tukasnya.
Disisi lain, pria yang kerap disapa Firman ini menuturkan bahwa pihaknya telah berupaya meningkatkan partisipasi melalui berbagai sosialisasi politik, bekerja sama dengan sejumlah pihak.
Firman juga mengingatkan bahwa memilih merupakan hak, bukan kewajiban, KPU akan mendorong dan memfasilitasi kesadaran masyarakat
“Hanya memang kami tidak bisa memaksa pemilih untuk memilih, karena status pemilih itu adalah hak, bukan kewajiban. Kami hanya memantik dan memfasilitasi, dan sudah maksimal secara sosialisasi,” pungkasnya.(*)

 
		 
