SAMARINDA: Konferensi Provinsi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalimantan Timur (Kaltim) 2024 menghasilkan kepemimpinan baru PWI Kaltim 2024-2029.
Terdapat dua kandidat yaitu calon ketua 01 Munanto dan Calon ketua 02 Abdurrahman Amin.
Dari 163 suara yang masuk, Munanto mendapatkan perolehan suara sebanyak 24, sementara Abdurrahman Amin memenangkan 139 perolehan suara.
Maka itu, Abdurrahman Amin dinyatakan terpilih menjadi Ketua PWI Kaltim 2034-2029.
Abdurrahman Amin yang juga sebagai Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Kaltim menyampaikan pandangannya terhadap proses pemilihan dan masa depan PWI Kaltim.
“Terkait dukungan memang setelah muncul dua kandidat saya terus intensif mendekati suara persuara karena ini kan sistem pemilihannya one man one vote sehingga pendekatan itu sangat penting kita lakukan,” ucapnya di Kantor Gubernur Kaltim, Sabtu (27/4/2024).
Kemudian, ia pun menyampaikan segala yang sudah diraih hari ini itulah bentuk dari kerja keras bersama.
“Kompetisinya sudah berakhir sekarang kita sama-sama merangkul semua kepentingan bersama yang ada di PWI,” ujarnya.
“Kita akui juga organisasi PWI ini besar dan tua, sehingga faksi faksi yang muncul didalamnya tidak bisa dihindari,” sambungnya.
Selanjutnya, ia menekankan bahwa tugas kepengurusan kedepannya ini untuk bisa merangkul semua kepentingan. Sehingga semua program atau perencanaan yang disusun dalam visi misi bisa berjalan secara efektif.
“Ada dua fokus utama kita akan meningkatkan kapasitas wartawan, memastikan mereka memiliki kemampuan yang setara dengan pilar-pilar demokrasi lainnya seperti lembaga legislatif, yudikatif, dan eksekutif,” jelas Abdurrahman.
Setelah meningkatkan kapasitas wartawan, ia menyebutkan nantinya wartawan akan memiliki kesejahteraan yang sesuai dengan yang diharapkan bersama.
Dalam konteks pengalaman sebelumnya di PWI dan program-program yang sedang berlangsung, Abdurrahman menegaskan bahwa tidak akan ada pemutusan program kerja dari periode sebelumnya. Sebaliknya, program-program tersebut akan ditingkatkan.
“Jadi saya pikir tidak akan terjadi pemutusan program kerja. Apa yang sudah kita lakukan di periode sebelumnya tentu kita akan lanjutkan,” tegasnya.
Ia menambahkan, salah satu poin atau hal yang paling krusial yang sudah dilakukan oleh pengurus PWI sebelumnya adalah mengintensifkan pelaksanaan Uji Kompetensi Wartawan (UKW).
“Untuk program yang paling baru ini rencana kami akan membentuk lembaga semi otonom PWI yang konsentrasinya itu mengembangkan pendidikan dan riset,” katanya.
Hal itu termasuk peningkatan keterampilan wartawan untuk mengikuti perubahan dinamis dan kontribusi melalui riset terhadap pembangunan di daerah.
“PWI ini perlu kita rangkul dan upgrade skill-nya karena pekerjaan wartawan itu paling dinamis jadi secara keilmuan tidak boleh stagnan. harus terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman,” tambahnya.
Selanjutnya, untuk riset yang dilakukan akan dipublikasikan dengan kekuatan media yang ada sehingga bisa menjadi instrumen pemangku kebijakan untuk bisa mengambil langkah-langkah strategis.
Kemudian, Abdurrahman menanggapi terkait spesial wartawan pada bidang tertentu yang di inisiasi oleh Muhammad Nuh Sebai Ketau Dewan Pers sebelumnya saat Hari Pers Nasional 2020 di Banjarmasin.
“Saya pikir baik untuk diterapkan. Kita berharap di profesi wartawan ada wartawan spesialis misalnya wartawan spesialis hukum olahraga dan lainnya. Sehingga keilmuannya itu dia menjadi pakar di bidangnya masing-masing,” paparnya.
Menurutnya, dengan cara seperti itu bisa mengukur bahwa wartawan tidak hanya sekedar bisa menulis atau memberikan informasi tapi juga bisa semacam memberikan jawaban terhadap isu yang diangkat.(*)