PALU: Saat ini dilakukan pengerjaan Pelabuhan Pantoloan, Donggala dan Wani yang rusak akibat gempa bumi dan tsunami Palu, 28 September 2018 silam. Perbaikannya saat ini, telah memasuki masa akhir proses pengerjaan.
Dengan selesai proses pengerjaan ketiga pelabuhan tersebut, kini sedang uji coba sandar kapal, dan akan diresmikan dalam waktu dekat. Demikian edaran pers yang diterima narasi.co, Minggu (11/2/2024).
Direktur Kepelabuhanan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub, M. Mashyud, mengatakan, seluruh paket pekerjaan telah berjalan sesuai perencanaan.
“Kami optimis ketiga pelabuhan tersebut, dapat kembali melayani kegiatan kepelabuhanan baik mobilitas masyarakat maupun distribusi logistik, di Kota Palu dan sekitarnya, pada kuartal pertama tahun ini,” ungkap Masyhud.
Masyhud mengatakan, pekerjaan Rehabilitasi dan rekonstruksi Pelabuhan Teluk Palu, merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN).
Dimana pemulihan infrastruktur pelabuhan menjadi sangat vital untuk pemulihan ekonomi masyarakat sekitar maupun pemerintah.
Mengingat Pelabuhan Teluk Palu merupakan salah satu pelabuhan utama yang menjadi poros maritim di Indonesia.
Mashyud menambahkan, adapun kendala dalam pengerjaan proyek ini berasal dari aspek teknis.
Dia mengatakan, pengerjaan dermaga pada proyek ini terkendala oleh anomali kondisi tanah yang cukup heterogen dan wilayah geografis daerah rawan bencana.
“Tanah di lokasi Proyek Donggala mengalami kondisi easy driving saat dilakukan pemancangan, sehingga kedalaman tiang pancang rencana mengalami penurunan yang cukup banyak,” jelasnya.
Sebaliknya, di lokasi proyek Wani justru mempunyai karakter tanah keras, yang menyebabkan tiang pancang cukup sulit mencapai kedalaman desain.
Namun pihaknya menegaskan, pekerjaan tersebut telah ditangani sesuai prosedur dengan kondisi aktual masing-masing.
“Kami juga telah melakukan pengujian terhadap hasil akhir pekerjaan konstruksi ketiga pelabuhan tersebut melalui uji sandar dan olah gerak kapal terhadap struktur dermaga pada Terminal Donggala, Wani, dan Pantoloan sesuai dengan kriteria desain, ” tambah Masyhud.
Uji sandar kapal memakai metode pengecekan pergerakan segmen beban lateral sandar kapal tersebut,
Ia berharap, hasil pembangunan berjalan optimal dan memenuhi kriteria yang telah ditentukan.
Sehingga selanjutnya fasilitas-fasilitas yang ada di pelabuhan, dapat digunakan untuk mendorong kemajuan perekonomian daerah maupun nasional dan membangun konektivitas transportasi nasional serta menciptakan keselamatan pelayaran.
Sebagai informasi, program Emergency Assistance for Rehabilitation and Reconstruction (EARR) telah dilaksanakan sejak tahun 2019 silam.
Pada Oktober 2021, telah dilakukan penandatanganan kontrak Package Civil Works (CW) Sea Port 3: Works for Reconstruction of Pantoloan Port antara Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub dengan PT Amarta Karya – Setia Mulia Abadi, KSO selaku penyedia jasa konstruksi untuk paket pekerjaan.
Penandatanganan kontrak ini, menjadi awal proses pekerjaan fisik rehabilitasi dan rekonstruksi di Teluk Palu, yaitu Terminal Pantoloan.
Adapun Pekerjaan Rekonstruksi Terminal Pantoloan mencakup pekerjaan rehabilitasi fasilitas laut, termasuk di dalamnya melanjutkan extension upperstructure dermaga, serta pekerjaan fasilitas sisi darat seperti area kantor dan pelayanan umum.
Kemudian pada 15 Februari 2022, dilakukannya Penandatanganan Kontrak Package Civil Works (CW) Sea Port 1: Works for Reconstruction of Donggala Port antara Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Penandatanganan kontrak ini merupakan salah satu agenda pemenuhan program rehabilitasi dan rekonstruksi yang menjadi awal proses pekerjaan konstruksi Terminal Donggala. (*)
